National Institutes of Health telah mendanai proyek senilai 300 juta USD yang dikenal sebagai Studi ABCD (untuk Pengembangan Kognitif Otak Remaja), yang berharap untuk menunjukkan bagaimana perkembangan otak dipengaruhi oleh berbagai pengalaman, termasuk penggunaan narkoba, gegar otak, dan waktu menatap layar elektronik.
Tetapi penelitian ini melacak anak-anak usia 9 hingga 10 tahun hingga dewasa muda.
Baca Juga : Usai Terapi Bekam Bukannya Tambah Sehat, Wanita 60 Tahun Ini Justru Alami Hal Menyakitkan
Pada 2016 lalu, American Academy of Pediatrics (AAP) telah mengeluarkan pedoman yang merekomendasikan tidak adanya waktu untuk melihat layar elektronik untuk anak di bawah 18 bulan.
David Hill, seorang dokter anak yang memimpin kelompok yang menulis pedoman AAP 2016, mengatakan tidak ada manfaat dari layar elektronik untuk anak-anak di bawah 18 bulan.
Namun dia menambahkan bahwa teknologi berkembang lebih cepat daripada studi ilmiah tentang efek perangkat baru terhadap otak muda.
Tapi seorang anak harus mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain di luar rumah untuk perkembangan diri di masa depan.
Fiona Bull, seorang manajer program untuk pengawasan dan pencegahan penyakit tidak menular berbasis populasi di WHO, memimpin sebuah tim ahli yang mengembangkan pedoman tersebut.
"Meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi waktu tidak bergerak dan memastikan kualitas tidur pada anak-anak akan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan mereka dan membantu mencegah obesitas di masa kecil dan penyakit terkait di kemudian hari," kata Dr. Bull dalam sebuah pernyataan.
Source | : | NY Times |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar