GridHEALTH.id - Sempat populer, terapi urin atau mengonsumsi air kencing diklaim dapat menyembuhkan berbagai penyakit serta berguna bagi kesehatan.
Tapi nyatanya, para ahli medis tidak sependapat dengan pernyataan tersebut.
Yang terbaru, pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah memberikan penjelasan mengenai terapi urine ini, Kamis (4/4/2019).
Baca Juga : Benarkah Urine Berdarah Tanda Awal Batu Ginjal? Ini Penjelasannya
Meskipun banyak penelitian mengenai urine manusia maupun hewan, dalam konteks pengobatan ini perneliti menemukan adanya bakteri pada urine yang kebal terhadap antibiotik, baik pada manusia ataupun binatang.
Lebih lanjut, mengonsumsi urin unta seperti yang dilakukan di negara Arab, justru berisiko terkena infeksi bakteri bruscella dan virus MeRS-CoV.
Penemuan tersebut tidak mengherankan, karena pada semua mahluk hidup terdapat flora normal yang hidup disekitar gentalia.
Meminum atau mengaplikasikan kebagian tubuh seperti mata, kulit, dan rambut meningkatkan risiko terjadinya infeksi dari flora normal tersebut.
Baca Juga : Jangan Sepelekan Bau Kencing, Waspadai 3 Penyebab Urin Berbau Tajam
Dari penjelasan tersebut, ahli medis menyimpulkan bahwa menggunakan urin untuk meningkatkan kesehatan justru dapat menimbulkan penyakit.
Sehingga penjelasan mengenai konsumsi urin adalah tindakan yang aman dan bermanfaat bagi manusia diperlukan uji klinis.
Baca Juga : Perselingkuhan Marak Terjadi, 9 Hal Ini Jadi Rahasia untuk Pernikahan Bahagia & Langgeng
Dimana terapi urin akan dibandingkan dengan pengobatan yang sudah umum digunakan atau placebo.
Dikaji efeknya pada subjek hewan dan selanjutnya diujikan pada manusia.
Dengan menggunakan kaidah dan proses penelitian yang baik dan benar seperti uji klinis tersamar ganda (RCT).
Source | : | rscm.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar