GridHEALTH.id - Sempat jatuh pingsan sesaat sebelum ibadah minggu, Istri Bupati Mimika, Nela Beanal Omaleng akhirnya meninggal dunia saat di bawa ke RSUD Mimika, pada Minggu (19/5/2019).
Saat ini jenazah telah disemayamkan di rumah duka, di Kelurahan Timika Jaya SP 2, Kota Timika.
Masyarakat terus berdatangan untuk melayat di rumah duka.
Menurut penuturan anak pertamanya, Alex Omaleng, sang ibu ternyata memiliki riwayat penyakit reumatik dan darah tinggi.
Baca Juga: Hari Hipertensi Sedunia: Waspadai Hipertensi, Pintu Masuk Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
"Mama sempat jatuh pingsan di rumah. Saat itu mama mau keluar untuk Ibadah," kata Alex kepada kompas.com.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi memang dikenal dengan penyakit yang hadir tanpa keluhan sebelumnya alias sillent killer.
Hal ini membuat penderita tidak mengetahui hipertensi yang dideritanya telah parah atau tidak, dan baru menyadarinya ketika sudah terjadi komplikasi.
Baca Juga : Anak Sering Mual di Perjalanan? Ini Tips Ampuh Anti Mabuk Selama Mudik Lebaran
Untuk itu, penting bagi kita mengetahui gejala-gejala hipertensi, karena bila dibiarkan kondisi ini dapat meningkatkan beberapa risiko komplikasi mematikan termasuk serangan jantung.
Berikut gejala yang kerap menyertai penderita hipertensi:
Kesemutan
Salah satu gejala krisis hipertensi adalah ketika tangan terasa kesemutan seperti mengalami mati rasa di tangan.
Baca Juga: Diet Sehat Untuk Penderita Hipertensi, Hindari 5 Makanan Berikut
Mengalami mati rasa atau kesemutan di tangan bisa menjadi tanda peringatan tekanan darah yang dimiliki sangat tinggi, di mana tekanan darah bisa lebih dari 180/120mmHg.
Tekanan darah yang normal pada manusia adalah berkisar pada angka 120–140 mmHg untuk kisaran besaran yang di atas (sistolik), dan 80–90 mmHg untuk kisaran besaran di bawahnya (diastolik).
Baca Juga: Generasi Milenial Hobi Makan Enak Sehatkah? Risiko Hipertensi Dini
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ketika hipertensi terjadi, pembuluh darah arteri akan mengeras sehingga aliran darah akan menurun.
Ketika tidak ada darah yang cukup menyuplai oksigen ke berbagai bagian tubuh, apalagi jantung, maka hal itu akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk serangan jantung, stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya.
Gangguan Pencernaan
Selain kesemutan, risiko krisis hipertensi bisa dideteksi ketika adanya gangguan pencernaan sehingga tubuh merasa sangat mual dan mulai muntah.
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan perut kembung dan berkurangnya urine atau keinginan buang air kecil. Ini karena tekanan darah juga memengaruhi fungsi ginjal dan pencernaan.
Baca Juga: Studi : Makanan Pedas Bisa Hilangkan Sakit Kepala, Ini Penjelasannya
Gejala gangguan pencernaan ini dapat meningkatkan risiko gagal ginjal atau jantung bagi si penderita.
Walaupun kedua gejala hipertensi ini hanya cenderung terlihat jika seseorang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi.
Oleh karenanya sebaiknya lebih baik mencegah dan mengendalikan hipertensi ini sejak awal.
Caranya dengan rutin mengukur tekanan darah secara berkala, serta mengendalikan perilaku berisiko dan jalani pola hidup sehat.
Baca Juga: Selain Untuk Kesehatan, Diet Juga Bisa Menyembuhkan Penyakit
Hindari merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta hindari konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, konsumsi alkohol berlebihan dan stres.
Juga jangan malas olahraga.
Jika kedua keluhan tersebut terjadi, segera konsultasikan ke dokter agar tidak semakin parah. (*)
Source | : | Kompas.com,CDC,Jateng.tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar