GridHEALTH.id - Hari raya Idul Fitri identik dengan tradisi salaman dan sungkem disertai permohonan maaf kepada orang tua.
Tradisi ini terus mengakar hingga anak cucu dan selalu terjadi tiap lebaran, walau tak diketahui dengan persis siapa pencetusnya.
Konon, jika kita meminta maaf sambil bersalaman dan sungkem, dosa kita akan terhapus.
Namun ternyata tak hanya menghapus dosa saja, beberapa penelitian menyebut salaman dan sungkem memberikan kesembuhan dan kebahagiaan.
Baca Juga: Tak Perlu Panik, 5 Pertolongan Pertama Jika Melihat Kecelakaan Saat Mudik Lebaran
Bagaimana hal ini terjadi?
Salaman
Seperti halnya jabatan tangan di dunia kerja, salaman ternyata wujud kegembiraan dalam menjalin hubungan antar sesama manusia.
Menurut Gerald P. Koocher dan Patricia Keith-Spiegel, penulis buku Psychology and Mental Health Profession, salaman dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bahkan membangun hubungan baik yang lebih dekat.
Bahkan beberapa pendapat menyatakan jika kita sedang mengalami kesuliatn, orang-orang yang kita ajak salaman tersebut tak segan-segan akan membantu.
Baca Juga: Terapkan Sistem Kerja 996, Jack Ma Minta Karyawan Lakukan Hubungan Intim 6 Kali Seminggu
Pelukan
Selain itu, salaman, kita juga biasanya akan berpelukan hingga bersimpuh ke pangkuan orang yang kita sungkemi.
Hal ini juga dapat menyalurkan energi positif.
Menurut Tiffany Field, PhD, direktur Touch Research Institute, pelukan dapat meredakan emosi setelah bertengkar dengan pasanga atau orang lain.
Kontak kulit dengan kulit yang terjadi saat berpelukan merupakan makanan bagi jiwa yang sama halnya sebagai makanan bagi perut kita.
Saat pelukan, tubuh akan mengeluarkan hormon serotonin yang mengatur mood atau suasan hati kita.
Baca Juga: Tak Selamanya Permadani Aladdin Bersih, Hati-hati Ada Tungau Bersembunyi
Pelukan dapat merangsang produksi hormon oksitosin yang juga dikenal sebagai hormon cinta.
Oksitosin juga menyebabkan kita merasa lebih rileks, menurunkan ketegangan dan kadar hormon stres yang disebut kortisol.
Kortisol bertanggung jawab atas tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Itu sebabnya pelukan secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Alasan Penderita Diabetes Diminta Batasi Makan Kurma Saat Berbuka
Usapan lembut di belakang kepala, bahu, dan punggung
Saat sungkeman juga kita biasanya akan mendapat usapan lembut di belakang kepala, bahu, hingga punggung.
Hasil penelitian dari Faculty of Health and Social Care, St.Martin's College, Inggris menyebutkan bahwa usapan lembut di bahu adalah jenis sentuhan untuk menyatakan pengertian.
Jika dilakukan denga tulus, berarti kita sudah mebantu seseorang sembuh dari luka batinnya.
Sedangkan usapan lembut di punggung dapat membatu penyembuhan lebih cepat.
Baca Juga: Badannya Dijahit, Syahrini Sebut Sudah Biasa Sakit Hingga Kepala Tak Dapat Digerakkan
"Untuk mengatasi gelisah dan sulit tidur akibat rasa sakit, biasanya dokter memberi obat penenang. Hal sebenarnya tidak perlu dilakukan.
"Selain biaya berobat, penggunaan obat penenang dalam jangka waktu tertentu juga bisa merusak saraf di otak.
"Gantikan fungsi obat dengan usapan perlahan di punggung. Lakukan berulang kali, sebanyak yang dibutuhkan pasien," ujar Nathan Schmulewitz, MD, ketua peneliti dari University of Cincinnati.
Bahkan menurut psikolog, mengusap di bagian belakang kepala hingga punggung dapat menimbulkan rasa percaya dan memberikan pengaruh positif dalam hidup seseorang.
Jangan lewatkan ya tradisi salaman dan sungkem saat lebaran esok. (*)
Source | : | Kompas.com,Majalah Prevention Indonesia |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar