GridHEALTH.id - Mantan vokalis band Nidji, Giring Ganesha mengaku sangat bangga pada kedua anaknya karena pada bulan Ramadan ini mereka mampu berpuasa hingga magrib tiba.
"Ramadhan tahun ini ya kerja sajalah (kesibukkannya), ya tapi yang membanggakan anak gue puasanya luar biasa. Sekarang Aisyah (anak pertama) puasanya full, Jasmin (anak kedua) full," ucap Giring saat ditemui kompas.com dalam sebuah acara di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Baca Juga: Terungkap Lagi Manfaat Puasa, Ternyata Mampu Atasi Jetlag !
Pria yang sekarang menjadi politisi ini, mengatakan dirinya semakin salut lantaran meskipun tidak diberi imbalan anak-anaknya tetap semangat berpuasa, bahkan anaknya lah yang membangunkan ia dan istrinya untuk sahur. Giring merasa hal itu terjadi karena antusias yang dimiliki anaknya tinggi.
"Inisiatiflah, kadang-kadang kalau sahur mereka yang bangunkan, hebat lo anak-anak, antusiasnya luar biasa," sambung Giring.
Baca Juga: Hati-Hati Saat Berpuasa, Berlebihan Minum Air Berbahaya Bagi Tubuh
Namun apa yang dilakukan anak Giring, masih tetap membuat banyak orangtua agak khawatir saat anak mereka menirunya.
Sebagian besar takut akan terhambatnya tumbuh-kembang anak mereka karena nutrisi yang dibutuhkan anak jadi berkurang.
Dilansir kompas.com, pakar nutrisi, Emilia Achmadi, MS, RD, mengungkapkan tak bisa dipungkiri bahwa selama puasa, kadar cairan, pola makan, dan asupan nutrisi memang sedikit berkurang dibandingkan dengan bulan lainnya.
Baca Juga: Kandungan Gas Air Mata Bikin Pedih di Mata, Begini Cara Mengatasinya
Hanya saja, menurut Emilia tidak akan terlalu berpengaruh pada tumbuh-kembang anak secara keseluruhan.
Jika biasanya anak menerima nutrisi 10, maka di bulan puasa mungkin dia hanya bisa menerima 8. Namun ini hanya berlangsung 30 hari dari 365 hari per tahunnya.
Malah sebaliknya, ia mengungkapkan bahwa puasa juga memiliki banyak manfaat untuk anak-anak, khususnya dalam hal mengoptimalkan fungsi saluran cerna anak.
Menurut Emilia, selama 11 bulan di luar bulan puasa, anak-anak pastinya sudah terbiasa menyantap berbagai makanan yang berlebihan, dan mungkin saja kurang sehat. Maka dengan berpuasa bisa membantu detoksifikasi saluran pencernaan agar lebih sehat.
Puasa juga bisa membantu menghindarkan anak dari risiko obesitas, diabetes, dan gangguan kesehatan lainnya.
Selain itu, puasa juga bisa membantu anak untuk membantu mengembalikan produksi enzim pencernaan agar bisa kembali maksimal.
Dengan mengembalikan fungsi optimal enzim pencernaan, secara tak langsung akan membantu memicu perbaikan semua masalah pencernaan yang mungkin dialami anak-anak, misalnya sembelit atau perut kembung.
Emilia berpendapat berpuasa justru bisa membantu anak meningkatkan ketahanan tubuh dan memacu kestabilan metabolismenya.
Namun, dengan syarat jangan lupa untuk membantu pertumbuhan dan fungsi saluran cernanya dengan memberikan asupan nutrisi yang tepat selama sahur dan berbuka puasa.
Baca Juga: Miris, Gadis Ini Alami Menopause di Usia 15 Tahun, Ternyata Ini Penyebabnya
Dikutip dari idai.or.id, pada waktu berbuka puasa, kita memerlukan makanan dengan indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula dengan cepat dalam waktu singkat, contohnya: manisan buah, buah dalam kaleng, semangka, donat, kentang, nasi dan roti.
Sebaliknya makanan dengan indeks glikemikrendah, yang dapat mempertahankan kadar gula darah lebih lama, dianjurkan dikonsumsi saat sahur.
Contohnya makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah adalah: beras merah, ubi, kacang hijau, oatmeal, roti gandum, apel, jeruk, dan pisang.
Baca Juga: Bolehkah Makan Pedas di Saat Sahur? Ini Penjelasan Ahli
Selain itu, perlu diperhitungkan pula kemampuan mempertahankan rasa kenyang (fullness) yang biasa didapat dari protein (lauk-pauk baik hewani maupun nabati), lemak dan serat.
Kombinasi antara ketiganya dengan makanan lain dapat menurunkan nilai indeks glikemiknya, tetapi meningkatkan rasa kenyang.(*)
#gridnetworkjuara #gridhealth
Source | : | Kompas.com,idai.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar