GridHEALTH.id - Semua penyakit kronis rasanya tak hanya dialami oleh orang lanjut usia saja, anak muda rentang usia 18-35 tahun atau sering disebut milenial juga sudah banyak yang terserang berbagai macam penyakit.
Salah satu penyakit mematikan yang dapat menyerang kaum milenial yaitu penyakit jantung.
Baca Juga: Sekolah di Luar Negeri, Anak Menteri Susi Meninggal Mendadak Saat Tidur
Bahkan masalah jantung ini juga pernah menyerang anak sulung Menteri Perikanan dan Kelautan RI, Susi Pudjiastuti.
Panji Hilmansyah, anak Menteri Susi ini meninggal pada 18 Januari 2018 lalu di Naples, Florida, Amerika Serikat.
Melansir Kompas.com, anak Menteri Susi yang berusia 31 tahun ini meninggal dunia saat tidur.
Pihak keluarga menduga bahwa Panji Hilmansyah mengalami gagal jantung.
Menurut American Heart Association, penyakit jantung seperti gagal jantung ini juga sering kali ditemukan pada seorang yang berusia muda (awal 20 tahunan).
Walaupun persentase gagal jantung di usia 20-an masih rendah, namun bertambahnya usia akan meningkatkan persentasenya hingga mencapai 75%.
Untuk menekan persentase gagal jantung di usia muda tersebut, kita perlu menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga setidaknya 2½ jam (150 menit) per hari.
Baca Juga: Viral Istri Digadaikan Suami Senilai 250 Juta, Berujung Tewasnya Pria Tak Bersalah
Olahraga ini termasuk aerobik dengan intensitas sedang (misalnya, jalan cepat) setiap minggu atau 1 jam dan 15 menit (75 menit); aerobik dengan òintensitas tinggi (misalnya, joging, berjalan); atau kombinasi keduanya setiap minggu.
Selain itu, pada 2 hari atau lebih dalam seminggu kita memerlukan aktivitas penguatan otot yang bekerja pada semua kelompok otot utama (kaki, pinggul, punggung, perut, bahu dada, dan lengan).
Baca Juga: Mengenal Mycoplasma Genitalium, Penyakit Menular Seksual Penyebab Kemandulan
Anak-anak juga harus berolahraga, setidaknya 60 menit aktivitas setiap hari.
Tak hanya olahraga saja, menurut Better Health ada 9 jenis makanan yang wajib dikonsumsi milenial agar terhindar dari gangguan jantung yang sempat menyerang anak Menteri Susi, diantaranya:
1. Ikan berminyak
Jangan samakan ikan berminyak ini seperti makanan yang mengandung lemak trans yang dapat menyebabkan kolesterol dan menyumbat pembuluh darah.
Ikan berminak ini justru mengandung asam lemak omega 3 yang terbukti mengurangi trigliserida dan meningkatkan kadar HDL-kolesterol.
Dapat meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan mengencerkan darah, membuatnya lebih kecil kemungkinannya untuk menggumpal dan menghalangi aliran darah.
Jenis ikan yang tergolong dalam ikan berminyak ini adalah mackerel, sarden, tuna dan salmon.
2. Minyak nabati
Beberapa minyak nabati, seperti jagung dan kedelai mengandung asam lemak omega 6, dan yang mengandung asam lemak omega 3 seperti kanola dan minyak zaitun.
Semua ini dapat membantu menurunkan kolesterol LDL saat digunakan sebagai pengganti lemak jenuh seperti mentega.
Sebaiknya hindari penggunaan minyak nabati, seperti minyak kelapa dan kelapa sawit, minyak hewani, dan mentega cokelat agar tak meningkatkan risiko gagal jantung.
3. Bawang putih
Senyawa dalam bawang putih segar yang disebut allicin telah ditemukan dalam beberapa penelitian untuk menurunkan kolesterol darah.
Bagi orang yang memiliki kolesterol tinggi, suplemen bawang putih tampaknya mengurangi kolesterol total dan LDL sekitar 10% hingga 15%.
Baca Juga: Dibalik Alasan Kesehatan Mengapa Kentut dan Sendawa Tak Boleh Ditahan-tahan
4. Makanan yang diperkaya dengan fitosterol
Fitosterol merupakan molekul mirip kolesterol yang ditemukan dalam bahan makanan nabati yang dapat menghentikan atau memperlambat penyerapan kolesterol dari produk hewani dan yang dibuat oleh tubuh di hati.
Asupan harian 2-3 gr fitosterol menurunkan kadar kolesterol LDL sekitar sepuluh persen pada orang sehat dan pada mereka yang memiliki kolesterol tinggi dan mereka yang menderita diabetes.
Asupan ini dapat dicapai dengan konsumsi dua hingga tiga porsi makanan yang diperkaya fitosterol seperti margarin, yogurt rendah lemak, susu dan sereal sarapan.
5. Kacang-kacangan dan biji-bijian
Kedelai telah terbukti menurunkan kadar kolesterol LDL, terutama jika kadar kolesterol darahnya tinggi.
Akan tetapi, kacang-kacangan dan biji-bijian harus dimakan dalam jumlah kecil, karena mereka tinggi energi.
Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Meriam Bellina, Duduk di Kursi Roda dengan Kaki Diperban, Kenapa?
6. Teh
Beberapa bukti menunjukkan bahwa antioksidan dalam teh dapat membantu mencegah penumpukan timbunan lemak di arteri.
Antioksidan juga dapat bertindak sebagai agen pembekuan darah dan meningkatkan pelebaran pembuluh darah untuk memungkinkan peningkatan aliran darah.
7. Serat
Sumber karbohidrat yang tidak dimurnikan dengan indeks glikemik rendah adalah makanan seperti roti gandum dan sereal sarapan, polong-polongan, nasi dan pasta jenis tertentu penting bagi orang yang rentan terhadap diabetes karena mereka membantu menjaga kadar gula darah tetap terjaga.
Namun pilih jenis nasi yang baiknya dikonsumsi, seperti nasi merah dari beras merah.
Baca Juga: Sukses Lakukan Program Diet, Tapi Berat Badan Malah Kembali Naik ? Ini Penyebabnya
8. Makanan yang mengandung vitamin E
Vitamin E bertindak sebagai antioksidan, membantu melindungi terhadap kolesterol 'jahat'.
Sumber vitamin E yang baik termasuk alpukat, sayuran hijau tua, minyak sayur, dan produk gandum.
Lebih baik makan makanan yang mengandung vitamin E daripada mengambil suplemen, yang tidak memiliki efek perlindungan yang sama.
9. Buah dan sayuran
Antioksidan dalam buah dan sayuran menawarkan perlindungan terhadap penyakit jantung.
Buah dan sayuran juga merupakan sumber penting folat, yang membantu menurunkan kadar darah asam amino homocysteine, yang tampaknya terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Manfaat Durian Untuk Kesuburan Wanita
Baca Juga: Viral Istri Digadaikan Suami Senilai 250 Juta, Berujung Tewasnya Pria Tak Bersalah
Sembilan jenis makanan ini yang wajib dikonsumsi milenial agar terhindar dari gagal jantung.(*)
Source | : | Kompas.com,heart.org,Better Health Channel |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar