GridHEALTH.id - Baru-baru ini, pengumuman kehamilan Shandy Aulia membuat heboh jagat maya.
Setelah menanti kurang lebih 7,5 tahun, akhirnya istri dari David Herbowo ini akhirnya dikaruniai momongan.
Pada Sabtu (15/6/2019) lalu, Shandy Aulia mengunggah video pengumuman kehamilannya di akun Instagram-nya.
Akibat kebahagiaan yang menyelimuti artis cantik berusia 32 tahun ini, Shandy Aulia terus mengunggah video kebahagiaan bersama sang suami.
Baca Juga: Menteri Susi Marah Besar, Indonesia Disebut Impor Ikan Asin yang Tinggi Nilai Gizi
Menanti momongan memang merupakan impian bagi setiap pasangan yang sudah menikah.
Namun untuk mempercepat kehamilan, ada beberapa nutrisi yang harus dipenuhi, diantaranya:
1. Antioksidan
Makanan kaya antioksidan, seperti asam folat memang sangat dibutuhkan bagi ibu hamil.
Baca Juga: Aksi Koboi Pengemudi BMW Yang Viral Ternyata Efek Dari Narkoba
Menurut American Pregnancy Association merekomendasikan semua wanita usia subur mengonsumsi sekitar 400 mikrogram asam folat setiap hari supaya cepat hamil.
Asam folat sendiri merupakan vitamin B kompleks yang digunakan oleh tubuh untuk membuat sel darah merah.
Makanan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian penuh dengan antioksidan bermanfaat seperti vitamin C dan vitamin E, asam folat, beta-karoten, dan lutein.
Berdasar hasil penelitian dari University of California Los Angeles menyebutkan bahwa mengonsumsi 75 gr kenari kaya antioksidan per hari meningkatkan kualitas sperma.
2. Serat
Serat membantu tubuh membuang hormon berlebih dan menjaga keseimbangan gula darah.
Baca Juga: 5 Tanda Ketidaksuburan Ini Ternyata Sering Diabaikan Para Wanita
Beberapa contoh makanan tinggi serat adalah biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan.
Jenis serat tertentu dapat membantu menghilangkan kelebihan estrogen dengan mengikatnya di usus.
Kelebihan estrogen kemudian dikeluarkan dari tubuh sebagai produk limbah.
Satu studi dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa makan 10 gr lebih banyak serat sereal per hari dikaitkan dengan 44% risiko infertilitas ovulasi yang lebih rendah di antara wanita yang berusia lebih dari 32 tahun.
Baca Juga: Anak Sehat Tak Hanya Ditandai oleh Fisiknya Saja, Cek Juga Kesehatan Mentalnya
3. Susu tinggi lemak
Kita sering mendengar bahwa asupan tinggi makanan susu rendah lemak dapat meningkatkan risiko infertilitas, sedangkan makanan susu tinggi lemak dapat menurunkannya.
Namun, satu studi dari Harvard School of Public Health melihat efek dari makan susu tinggi lemak lebih dari sekali sehari atau kurang dari sekali seminggu.
Baca Juga: Tak Disangka, Manusia Menelan 2.000 Partikel Plastik Setiap Harinya!
Ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi satu atau lebih porsi susu tinggi lemak per hari 27% lebih kecil kemungkinannya untuk tidak subur.
4. Zat besi
Menurut American Pregnancy Association, zat besi merupakan salah satu nutrisi yang membantu meningkatkan kesuburan wanita dan pria.
Mengkonsumsi suplemen zat besi dan zat besi non-heme, yang berasal dari makanan nabati, dapat mengurangi risiko infertilitas ovulasi.
Sebuah penelitian observasional termasuk 438 wanita menemukan bahwa mengambil suplemen zat besi dikaitkan dengan risiko kemandulan ovulasi yang lebih rendah 40%.
5. Protein nabati
Bukan berarti ibu hamil atau yang sedang menjalani program kehamilan tidak boleh mengonsumsi makanan yang berasal dari protein hewani.
Namun, beberapa penelitian menyebutkan bahwa protein nabati dapat mengurangi risiko ketidaksuburan.
Karena itu, pertimbangkan mengganti beberapa protein daging dalam makanan dengan protein dari sayuran, kacang-kacangan, lentil dan kacang-kacangan.
Baca Juga: Wajib Ada di Rumah, Telur Dinobatkan Jadi Super Food yang Sarat Manfaat Bagi Kesehatan
6. Hindari makanan berlemak
Makanan yang mengandung lemak jahat, seperti lemak trans memang sangat buruk bagi kesehatan, terutama bagi ibu hamil.
Lemak trans umumnya ditemukan dalam minyak sayur terhidrogenasi dan biasanya hadir dalam beberapa margarin, makanan yang digoreng, produk olahan dan makanan yang dipanggang.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition mengatakan, memilih lemak trans alih-alih lemak tak jenuh tunggal dapat meningkatkan risiko infertilitas ovulasi sebesar 31%.
7. Kurangi karbohidrat
Mengikuti diet rendah karbohidrat umumnya direkomendasikan untuk wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Dalam Journal Metabolism, diet rendah karbohidrat dapat membantu anita mempertahankan berat badan yang sehat, mengurangi kadar insulin dan mendorong penurunan lemak, semuanya sambil membantu keteraturan menstruasi.
Baca Juga: Lee Chong Wei Gantung Raket Akibat Kanker Hidung, Ini Gejalanya
Dalam studi dari Harvard School of Public Health, wanita yang makan lebih banyak karbohidrat memiliki risiko 78% lebih besar mengalami infertilitas ovulasi daripada mereka yang mengikuti diet rendah karbohidrat.
Bahkan, di antara wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas dengan PCOS melaporkan bahwa makan diet rendah karbohidrat mengurangi kadar hormon, seperti insulin dan testosteron, yang keduanya dapat berkontribusi pada ketidaksuburan.
Baca Juga: Termasuk Golongan Pelit? Hati-hati, Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan!
Bagi yang tengah lama menanti kehadiran buah hati seperti Shandy Aulia, ada baiknya mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi baik tersebut untuk mempercepat kehamilan. (*)
Source | : | Instagram,american pregnancy,ncbi |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar