GridHEALTH.id - Siapa sangka, melalui kotoran kita bisa melihat status kesehatan, mulai dari pola makan, kecukupan air, atau pun risiko terserang suatu penyakit.
Meski dirasa menjijikkan, dengan mengamati dan memerhatikan kondisi tekstur dan warna kotoran hal tersebut sangatlah memungkinkan.
Kotoran atau tinja adalah 'sampah' atau sisa dari makanan yang nutrisinya sudah diserap tubuh.
Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan Ini Akan Muncul Kalau Tidak BAB Setiap Hari
Dalam kotoran mengandung makanan yang tidak sempat tercerna, bakteri, lendir, dan sel mati. Hal inilah yang menyebabkan kotoran berbau.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hal yang bisa kita amati dari tekstur dan warna kotoran, melansir dari healthworks.my.
1. Tekstur
Bongkahan kecil padat dan terpisah seperti kacang
Tanda dari kekurangan serat dan cairan. Biasakan minum air putih lebih banyak dan konsumsi buah dan sayuran.
Memanjang dan padat
Kondisi tubuh kekurangan serat dan cairan juga, tapi tidak separah seperti tekstur sebelumnya.
Bentuk sosis dengan retakan pada permukaan
Ini adalah bentuk yang normal. Retakan itu berarti tubuh kita masih membutuhkan asupan air.
Bentuk sosis, lembut dan halus
Kotoran bentuk ini adalah yang paling ideal. Tidak perlu khawatir dengan tekstur ini karena menandakan tubuh sedang sehat.
Bongkahan lunak dengan potongan yang jelas
Kotoran ini pun masih tergolong normal bila kita BAB beberapa kali dalam sehari.
Bongkahan lunak dengan ujung kasar dan encer
Bentuk ini menandakan kondisi kesehatan sedang turun. Bisa jadi, tanda akan mengalami diare.
Cair, tidak ada yang padat
Baca Juga: Hati-Hati, Dehidrasi Saat Puasa Bisa Sebabkan Diare
Tekstur ini menandakan sedang menderita diare. Penyakit ini bisa disebabkan karena infeksi.
Diare merupakan cara tubuh membersihkan diri. Minumlah banyak air untuk menggantikan cairan yang hilang dari tubuh.
Lengket dan menempel di permukaan kloset
Ini tanda dari kotoran mengandung terlalu banyak minyak. Kemungkinannya tubuh tidak menyerap lemak dengan baik.
Bisa jadi kita terserang pankreatitis kronis, karena biasanya penyakit ini mencegah tubuh menyerap minyak secara normal.
2. Warna
Cokelat
Warna alami yang menandakan tubuh sehat. Warna cokelat dihasilkan oleh empedu di liver.
Hitam
Warna ini bisa jadi tanda mengalami pendarahan di dalam tubuh karena maag atau kanker.
Baca Juga: Bisa Pantau Kesehatan Tubuh, Kenali 7 Makna Warna Ingus Berikut Ini
Vitamin tertentu yang mengandung zat besi juga dapat menyebabkan kotoran menjadi hitam.
Waspadai bila kotoran tersebut juga lengket.
Hijau
Ini bertanda makanan terlalu cepat melewati usus besar. Kemungkinan lainnya, adalah terlalu banyak mengonsumsi sayuran atau makanan yang mengandung warna hijau.
Putih, cerah, atau krem
Warna tak lazim ini bisa jadi disebabkan karena ada penghalang pada saluran empedu.
Konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi penyebabnya. Segera cek ke dokter.
Kuning
Warna kuning menandakan kotoran mengandung lemak berlebih dan cenderung berbau tajam.
Hal ini bisa disebabkan karena gangguan penyerapan seperti yang disebabkan penyakit celiac pada usus.
Merah atau ada bercak darah
Waspadalah jika sering menemukan darah pada kotoran karena bisa jadi salah satu gejala kanker.
Jika mengalami gejala aneh seperti salah satu tanda di atas, pastikan dulu setelah 1-2 kali BAB. Bila gejala berlanjut, barulah konsultasi kepada dokter.
Perlu diketahui, rata-rata frekuensi BAB seseorang adalah dua kali sehari. Ada yang lebih dan ada yang kurang.
Menurut para dokter, tidak ada patokan pasti. Selama BAB lancar, bentuk dan warnanya baik, itu sudah cukup.
Untuk menjaga kondisi pencernaan tetap sehat dan menghindari konstipasi, biasakan konsumsi serat sekitar 20-25 gram perhari, minum air putih yang banyak, dan olahraga.
Hidrasi yang tepat akan membuat usus bekerja dengan baik dan dapat memproses makanan dengan lancar.
Setelah membaca artikel ini, jadi apa warna dan bentuk kotorannya?(*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Kompas.com,healthworks.my |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar