GridHEALTH.id - Tantrum adalah kondisi dimana anak ingin mengekspresikan dirinya, namun merasa kesulitan dan akhirnya merasa marah atau kesal.
Anak yang sedang tantrum akan menunjukkan kemarahannya dengan cara menangis, memukul, menendang, menggigit, melempar benda, dan berbagai hal lainnya.
Baca Juga: Putra Bungsu Anji Idap Autism Spectrum Disorder, Penyebabnya Bisa Karena Genetik
Tantrum biasanya terjadi pada anak-anak saat berusia 1 sampai 4 tahun, saat anak masih belajar cara berkomunikasi yang efektif.
Meskipun tantrum adalah hal normal yang terjadi pada balita, namun bisa mengakibatkan orangtua merasa tertekan dan juga merasa emosi.
Melansir laman NHS.UK, tips yang dapat dilakukan orangtua untuk menangani anak yang sedang tantrum adalah :
Baca Juga: Mengenang Almarhum Agung Santoso, Karena Alasan Ini Dirinya Menyandang Nama Belakang 'Hercules'
Cari tahu penyebab tantrum pada anak
Tantrum biasanya terjadi karena anak merasa lelah atau lapar, sehingga orangtua dapat memberinya makanan untuk mengatasi tantrumnya.
Anak juga bisa merasa frustrasi atau cemburu dengan anak lainnya. Tantrum mungkin juga terjadi karena anak membutuhkan waktu, perhatian, dan cinta yang lebih dari orang tuanya.
Pahami kemarahan anak
Saat anak tantrum, terkadang ada baiknya jika orangtua menerima segala bentuk kemarahannya dan mencoba memberikan anak pengertian hingga perlahan-lahan anak tak lagi merasa marah.
Cari pengalih perhatian
Jika anak mulai mengamuk, segera cari sesuatu yang menarik untuk mengalihkan perhatian anak. Salah satu bentuk pengalihan yang sering dilakukan orangtua, misalnya berkata "Lihat! ada kucing di sana!".
Baca Juga: Celetukan Sang Istri 3 Hari Sebelum Meninggalnya Agung Hercules Menjadi Kenyataan
Tunggu sampai berhenti
Saat orangtua merasa emosi dan berteriak, tantrum pada anak akan semakin parah. Hal yang dapat dilakukan orang tua adalah tetap tenang dan menerima segala bentuk kemarahan anak hingga perlahan-lahan tantrumnya berhenti.
Jangan berubah pikiran
Memberikan anak apapun yang diinginkannya saat tantrum, malah akan menjadi alasan anak untuk sering mengamuk agar permintaannya terpenuhi.
Jika orang tua mengatakan tidak saat anak tantrum karena menginginkan sesuatu, sebaiknya orang tua tidak berubah pikiran.
Baca Juga: Hari Menyusui Sedunia, Para Ibu Bisa Cuti Untuk Memberi ASI si Kecil
Persingkat waktu saat berada di area publik
Anak biasanya sering mengalami tantrum saat sedang berada di toko ataupun pusat perbelanjaan. Tentu saja ini memalukan, dan rasa malu tersebut dapat membuat anak lebih sulit untuk tenang.
Saat berbelanja, lakukanlah dalam waktu sesingkat mungkin dan jangan lupa libatkan anak saat berbelanja dengan mencoba mengatakan apa yang sedang dibutuhkan dan membiarkan anak membantu mencari barang yang dibutuhkan.
Baca Juga: Ketagihan Junk Food? Ini 6 Makanan Sehat Pengganti yang Juga Lezat
Pegangi anak sampai tantrum berhenti
Beberapa orang tua menganggap dengan memegangi tangan ataupun menggendong anak, dapat membuat tantrum anak cepat berhenti.
Cara ini akan berhasil jika orang tua tetap tenang, sambil mencoba mengajak anak untuk berbicara dan memberikan pengertian pada anak dengan lembut saat tantrum.
Saat tantrum, biasanya anak akan berlaku nakal atau melakukan tindakan-tindakan agresif seperti menggigit, memukul, atau mendorong anak lain.
Baca Juga: Kabar Terbaru Presenter Sonny Tulung, 2 Bulan Sekali Rutin Buang Darah Sebanyak 200 cc, Ada Apa?
Hal ini dilakukan anak karena ia merasa penasaran dan tidak mengerti bahwa tindakannya dapat menyakiti anak lainnya.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengajari anak bahwa tindakannya salah, seperti tidak membalas anak dengan memukul, menggigit atau menendang, berbicara pada anak untuk mencari tahu alasan dari tindakan nakalnya.
Beri tahu bahwa tindakan yang dilakukan anak salah, dan bantu anak mengekspresikan perasaannya dengan cara lain seperti mengajaknya bermain di taman.
Yakinlah bahwa tantrum bukanlah tanda adanya masalah kesehatan mental dan wajar terjadi pada anak-anak. Tingkat keparahan tantrum pada anak, akan cenderung membaik seiring dengan bertambahnya usia.
Namun, tantrum yang semakin sering terjadi dan semakin parah dapat menunjukkan gejala autisme.
Waspadai jika tanda-tanda tantrum pada anak mulai mengkhawatirkan, seperti : anak mulai melukai dirinya sendiri, tantrum muncul hingga lebih dari 5 kali dalam sehari, dan tantrum terjadi selama lebih dari 25 menit.
Segeralah berkonslutasi dengan dokter jika orang tua merasa tantrum yang terjadi pada anak mulai tidak wajar dan meresahkan. (*)
Source | : | Mayo Clinic,NHS |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar