GridHEATH.id – Gigi adalah salah satu bagian tubuh yang rentan mengalami kerusakan, terutama pada anak-anak.
Biasanya kerusakan gigi anak disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi jajanan atau kudapan manis.
Meskipun kerusakan gigi ini adalah hal yang biasa dialami oleh anak, orangtua tak boleh menyepelekannya.
Sebab, kerusakan gigi anak bisa menyebabkan anak merasakan nyeri gigi, sehingga membuatnya rewel.
Baca Juga: Hasil Penelitian: Gigi Sehat Pengaruhi Kepercayaan Diri Anak
Tak hanya itu, kerusakan gigi juga bisa menyebabkan gigi anak tumbuh tak beraturan atau tidak rapi, dan membuat anak merasa malu karena bentuk giginya.
Ini bisa saja membuat anak menghindari segala bentuk interaksi sosial, sepeti misalnya tersenyum, tertawa, bahkan menahan diri untuk berbicara dengan orang lain.
Untuk itulah, penting bagi orangtua untuk rutin memeriksakan anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Sebab, ini berguna untuk mencegah kerusakan gigi dan dilakukan sebagai upaya pendeteksian dini jika gigi anak bemasalah.
Dengan melakukan pendeteksian dini ini, kerusakan gigi anak dapat segera ditangani dan menghemat biaya pengobatan, dibandingkan ketika mengobati gigi yang telah mengalami kerusakan parah.
Tapi orangtua tak boleh sembarang membawa anak ke dokter gigi. Gigi anak haruslah ditangani oleh dokter gigi anak, bukannya dokter gigi umum.
Sebab, terdapat banyak perbedaan antara dokter gigi anak dan dokter gigi umum, meskipun keduanya menangani bagian tubuh yang sama.
Dokter gigi umum akan mempraktikkan prosedur kedokteran gigi umum, yang diterapkan pada pasien dari segala usia.
Dokter gigi umum biasanya akan mengobati penumpukan plak dan kerusakan gigi, menambal gigi, serta memeriksa kesehatan gusi yang persis sama dilakukan oleh dokter gigi anak.
Namun, dokter gigi umum tidak mendapatkan pelatihan khusus untuk menangani anak-anak, yang umumnya ketakutan setiap kali diperiksa oleh dokter.
Baca Juga: Sempat Ingin Jual Diri Demi Tebus Sang Anak, Artis Seksi Ini Tanam Benang di Organ Kewanitaan
Sedangkan dokter gigi anak telah mendapatkan pelatihan khusus yang mempelajari cara-cara menangani anak yang ketakutan dan rewel setiap kali giginya diperiksa.
Sehingga ini menjadikan dokter gigi anak memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menangani anak-anak yang ketakutan atau bahkan mengalami trauma, ketika melakukan pemeriksaan gigi.
Selain itu, dokter gigi anak juga dapat memahami perilaku anak dan mengerti cara membuat anak-anak merasa nyaman, bahkan pada kunjungan pertama anak ke dokter gigi.
Dokter gigi anak juga telah terbiasa menangani dan menjawab segala bentuk pertanyaan anak-anak, yang biasanya mudah merasa penasaran dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Hal ini akan membuat anak merasa bahwa memeriksa gigi adalah hal yang sama sekali tidak menakutkan, tak seperti yang dibicarakan banyak orang.
Baca Juga: Sebelum ke Dokter, Ini Cara Mengobati Masalah Gigi dan Mulut di Rumah
Tak hanya mampu mengobati masalah gigi anak dan menenangkan anak yang merasa ketakutan, rupanya dokter gigi anak juga dibekali kemampuan untuk menangani dan memperlakukan anak berkebutuhan khusus.
Dokter gigi anak bahkan juga bisa menangani pasien bayi yang mengalami masalah kerusakan gigi, yang umumnya memiliki gejala dan penanganan yang berbeda dibandingkan dengan pasien anak-anak lainnya.
Berbeda dengan ruang praktik dokter gigi umum, ruang praktik dokter gigi anak sangat mirip dengan taman bermain yang di dalamnya terdapat banyak mainan, bahkan perangkat video game.
Sebab, ruangan dokter gigi anak memang dirancang khusus untuk membuat anak merasa nyaman dan tak ketakutan, serta merasa betah ketika melakukan pemeriksaan gigi.
Baca Juga: Ini Dia 5 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, Mudah dan Murah
Intinya, meski dokter gigi umum juga mampu menangani masalah kesehatan gigi anak, namun penanganan yang dilakukan tidaklah sama sepeti dokter gigi khusus anak.
Sebab, dokter gigi anak memiliki cara-cara khusus untuk membuat anak merasa nyaman dan mencegah rasa trauma yang mungkin dimiliki anak saat memeriksakan gigi. (*)
Source | : | Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,America's Pedriatic Dentist |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar