GridHEALTH.id - Apa jadinya jika mendengar kalimat lumpuh otak?
Bagaimana jika kondisi ini menyerang warga satu kompleks di sebuah pemukiman?
Baca Juga: Inilah yang Terjadi Jika Ibu Hamil Giginya Rusak, Salah Satunya Bisa Sebabkan Kelahiran Prematur
Di Bali, tepatnya di Jalan Tantular, Gang Kehutanan, Denpasar Timur, Kota Denpasar, ada 3 keluarga yang bertetanggaan (1 anak usia 7 tahun, 1 anak usia 11 tahun, dan sisanya orang dewasa) mengalami kelumpuhan otak.
Mereka tinggal dalam satu kompleks sejak tahun 2014, di tanah milik Pemprov Bali berukuran 5x6 meter.
Meski cukup layak, tapi kondisi rumah cukup mengiris hati, pasalnya, ruang tamu yang sempit harus dihuni 5-8 orang.
Kamar tidur pengap, kamar mandi kumuh, dan memakai tungku berbahan bakar kayu untuk memasak membuat aroma rumah juga agak berbau.
Lantas apa yang membuat para warga di pemukiman ini mengidap penyakit lumpuh otak yang mengerikan tersebut?
Lumpuh otak atau dalam bahasa medis disebut dengan Cerebral Palsy merupakan kondisi ini terjadi karena perkembangan otak yang tidak normal.
Gejala termasuk reflek berlebihan, anggota badan yang lemas atau kaku, dan gerakan tak terkendali. Ini muncul di anak usia dini.
Pengobatan jangka panjang meliputi terapi fisik dan terapi lainnya, obat-obatan, dan terkadang operasi.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kerusakan otak yang mengarah ke lumpuh otak dapat terjadi sebelum kelahiran, selama kelahiran, dalam satu bulan setelah kelahiran, atau selama tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak, sementara otak masih berkembang.
Beberapa faktor risiko penyebab terjadinya cerebral palsy bawaan lahir meliputi berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, kelahiran kembar (multiple), bahkan kondisi medis ibu.
Selain itu, beberapa kondisi selama kehamilan juga mempengaruhi perkembangan penyakit ini, seperti:
- Demam pada ibu hamil
- Peningkatan protein tertentu yang disebut sitokin yang beredar di otak dan darah bayi selama kehamilan
- Infeksi virus, seperti cacar air, rubella (campak jerman), dan cytomegalovirus (CMV), dan infeksi bakteri seperti infeksi plasenta atau selaput janin, atau infeksi panggul ibu
- Gangguan tiroid
- Penyakit kuning pada bayi baru lahir (ikterus)
- Penyakit kuning pada bayi dalam waktu yang cukup panjang (kernikterus)
- Komplikasi persalinan, seperti detachment of the placenta (pelepasan plasenta), ruptur uterus, atau masalah dengan tali pusar selama kelahiran.
Namun setelah diusut lebih dalam, kejadian yang menimpa warga satu pemukiman di Bali ini rupanya diakibatkan oleh adanya hubungan darah atau kekerabatan.
"Kami semua masih bersaudara, bersepupu, dari Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem," kata Nyoman Simpan, salah satu warga yang anaknya juga mengalami lumpuh otak.
Hal ini pun sejalan dengan sebauh studi yang diterbitkan dalam Journal of Child Neurology, bahwa Cerebral Palsy biasanya terkait dengan kelenturan, mikrosefali, gangguan intelektual, dan kejang sebagai resesif autosom atau resesif keturunan.
Bahkan, beberapa kelainan otak genetik disebabkan oleh mutasi gen acak.
Paparan racun terhadap lingkungan, seperti asap rokok atau pestisida, dapat menyebabkan mutasi gen secara spontan. (*)
Source | : | ncbi,CDC |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar