Secara global, kejadian TB menurun sekitar 2% per tahun. Hal ini perlu dipercepat hingga penurunan tahunan 4-5% untuk mencapai tonggak pencapaian 2020 dari Strategi TB Akhir.
* Diperkirakan 54 juta jiwa diselamatkan melalui diagnosis dan pengobatan TB antara tahun 2000 dan 2017.
Nah, satu hal yang kerap terlewatkan oleh banyak orang mengenai TB alias TBC ini, melansir WHO.int, ketika seseorang mengembangkan penyakit TB aktif, gejalanya; batuk, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan.
Mungkin saja gejala yang muncul ringan, karenanya acap kali terabaikan.
Tapi jika ini dibiarkan berbulan-bulan, dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari perawatan, dan mengakibatkan penularan bakteri ke orang lain. Nah, ini yang bahaya! Bisa menulari oranglain di sekitarnya.
Ingat, orang dengan TB aktif dapat menginfeksi 10-15 orang lain melalui kontak dekat selama setahun. Tanpa pengobatan yang tepat, rata-rata 45% orang HIV-negatif dengan TB dan hampir semua orang HIV-positif dengan TB akan meninggal.
Karena hal inilah PT Johnson & Johnson Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan National TB Program hari ini (30/9) mengadakan Training of Trainer (ToT) yang dihadiri lebih dari 30 orang konselor yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia.
Training of Trainer (ToT) ini bisa dihadiri oleh lebih dari 30 orang konselor yang berasal dari berbagai rumah sakit dari 34 provinsi di Indonesia.
Adapun tujuan dari ToT ini adalah untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman yang mendalam kepada para konselor mengenai pengobatan Multi-Drug Resistant TB (MDR-TB) dan tantangan didalamnya sehingga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kepatuhan pasien MDR-TB dalam pengobatan, sekaligus mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dengan memberikan edukasi kepada para konselor.
Source | : | who.int,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar