GridHEALTH.id - Usai dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia 2019-2024, Joko Widodo mulai memanggil beberapa tokoh ternama Tanah Air ke Istana Kepresidenan.
Tak hanya politisi, namun Jokowi memanggil sejumlah nama pengusaha seperti Erick Thohir, Nadiem Makarim, hingga Wishnutama, bahkan baru kemarin, Selasa (22/10/2019) Joko Widodo memanggil Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Dokter Terawan Agus Putranto.
Bagi sebagian orang, nama Dokter Terawan memang tidak asing lagi di telinga.
Dokter Terawan adalah dokter militer yang sudah menjadi dokter kepresidenan sejak tahun 2009.
Menurut data Konsil Kedokteran Indonesia, Dokter Terawan merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), yang kemudian melanjutan studinya untuk mengambil gelar dokter spesialis radiologi di Universitas Airlangga (Unair).
Namun dibalik kesuksesannya menyabet gelar spesialis, dr Terawan juga memiliki berbagai kontroversi tersendiri.
Dipecat oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Beberapa tahun lalu, pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini sempat mendapat sanksi tegas berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan IDI sejak 26 Februari 2018-25 Februari 2019.
Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
"Bobot pelanggaran Dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct. Pelanggaran etik serius," kata Prio Sidipratomo, Ketua MKEK IDI dalam surat PB IDI yang ditujukan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Seluruh Indonesia (PDSRI) tertanggal 23 Maret 2018 yang dikutip Kontan.co.id Senin (2/4/2018).
Baca Juga: Terapi Insulin Mutlak Bagi Penderita Penyakit Autoimun Diabetes Tipe 1, Ini Alasannya
Dalam surat tersebut, IDI juga turut mencabut izin praktek Dokter Terawan, ditambah himbauan kepada pengurus IDI daerah maupun PDSRI untuk menaati putusan MKEK tersebut.
Kenalkan metode cuci otak
Dokter Terawan dicopot akibat teorinya yang dikenal kontroversial dalam penyembuhan penyakit stroke, yaitu metode cuci otak.
Meski begitu, metode cuci otak yang dilakukan dokter Terawan pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.
Dilansir dari laman warta kota, dokter asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke sejak tahun 2005.
"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," katanya.
Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti keampuhan metode yang diterapkannya itu.
Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi cuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
Melansir Tribunnews, Dokter Terawan menjelaskan metode 'cuci otak' itu secara ringkas sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.
Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah terdapat penyumbatan pembuluh darah di area otak.
Penyumbatan tersebut dapat mengakibatkan aliran darah ke otak bisa macet dan dapat menyebabkan saraf tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.
Kondisi inilah yang terjadi pada penderita stroke.
Sumbatan tersebut melalui metode DSA kemudian dibersihkan sehingga pembuluh darah kembali bersih dan aliran darah pun normal kembali.
Cara membersihkan sumbatan pembuluh darah pun terdapat berbagai cara.
Mulai dari pemasangan balon di jaringan otak (transcranial LED) yang dilanjutkan dengan terapi.
Baca Juga: Penyakit Autoimun Seperti Diderita Ashanty Banyak Macamnya, Salah Satunya Diabetes Tipe-1
Miliki segudang Prestasi
Dokter Terawan merupakan dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto yang juga pernah menerima penghargaan Bintang Mahaputera Naraya.
Setelah terkenal dengan metode cuci otak tersebut, metode penyembuhan itu telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’.
Tak hanya itu, Dokter Terawan pun menerima sejumlah penghargaan diantaranya penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak.
Jadi menteri kesehatan
Kini, Dokter Terawan didaulat menjadi menteri kesehatan.
Hal itu dibenarkan Terawan saat ditanyai wartawan setelah ia bertemu Jokowi di Istana kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).
"Ya benar (Menteri Kesehatan)," ujar Terawan.
Lantaran ditunjuk jadi Menteri Kesehatan, Terawan akan mundur dari keanggotaan TNI setelah dilantik sebagai Menteri Kesehatan di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019).
"Harus mundur, jadi saya mungkin begitu dilantik saya langsung pensiun (dari TNI)," ujar Dokter Terawan. (*)
Source | : | tribunnews,kki.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar