Mereka menemukan bahwa orang yang menghindari kentang goreng sama sekali, hidup enam bulan lebih lama daripada mereka yang memanjakan diri.
Baca Juga: Challenge Gaya Duduk Ngemper ala Jokowi, Tidak Semua Orang Bisa Melakukannya, Kecuali Mereka Ini
Orang yang makan kentang goreng dua atau tiga kali seminggu memiliki risiko diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.
Tapi jika kentang dimasak dengan cara lain, mengutip American Journal of Clinical Nutritionseperti, dari Signature Medical Group, direbus dan dikukus, tidak menimbulkan risiko kesehatan yang sama.
Peneliti utama dalam studi kentang adalah Dr. Nicola Veronese, dengan Dewan Riset Nasional Italia. Veronese dulu bekerja di sekolah kedokteran di Universitas Washington di St. Louis.
Baca Juga: Kenali Gejala Awal Rematik, Penyakit yang Bikin Sendi Kaku dan Kram di Pagi Hari
Veronese dan timnya diikuti 4.400 orang antara usia 45 dan 79 selama delapan tahun.
Mereka menemukan bahwa mereka yang makan kentang goreng dua hingga tiga kali seminggu memiliki dua kali peluang kematian dini dibandingkan dengan mereka yang tidak makan kentang goreng.
"Kami percaya bahwa minyak goreng, kaya akan lemak trans, adalah faktor penting dalam menjelaskan kematian pada mereka yang makan lebih banyak kentang," kata Veronese kepada CNN.
Lemak trans telah dikaitkan dengan penyakit jantung, tetapi Veronese mengatakan faktor-faktor seperti obesitas dan kurang olahraga juga dapat berkontribusi pada kematian dini pada mereka yang makan kentang goreng dua hingga tiga kali seminggu.
Untuk bagiannya, Dewan Kentang Nasional menyatakan bahwa kentang, terlepas dari bagaimana mereka disiapkan, adalah sayuran yang sehat, kaya akan vitamin C dan kalium serta rendah kalori.
Semoga dengan artikel ini bisa lebih bijak dalam mengolah kentang untuk kesehatan kita dan keluarga.(*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar