- Sambiloto. Diterpenoid lakton yang terdapat pada sambiloto (andrographis paniculata) dapat menghambat pertumbuhan virus HIV-1 maupun virus HIV-2 dan dipatenkan di Universitas Bastyr dengan nama AndroVir.
Baca Juga: Dua Balita Tewas Karena Makan Jelly, Kelihatannya Kenyal, Tapi Bisa Nyangkut di Tenggorokan
- Meniran. Penelitian terhadap akstrak meniran (phyllanthus niruri) bekerja sebagai anti-viral dan imunostimulator (perangsang imunitas) pada penderita HIV/AIDS.
- Mengkudu. Ekstrak buah mengkudu (morinda citrifolia) telah dipatenkan sejumlah peneliti di negara maju sebagai antiinfeksi dan antikanker.
- Bratawali. Ekstrak Bratawali (tinospora cordifolia) mampu menurunkan gejala yang terjadi pada infeksi HIV seperti mual, muntah, anoreksia dan lemah.
- Ekstrak jambu biji (psidium guajava) sebagai penghambat virus HIV dan meringankan efek samping penderita HIV, seperti diare.
Agar peneliti Indonesia bisa lebih aktif melakukan pencarian obat anti-HIV dari berbagai tanaman asli tropis, perlu dibangun laboratorium khusus virus dan laboratorium kultur sel, meski lab ini membutuhkan investasi sangat besar.
Baca Juga: Maia Estianti Percaya Terapi Alternatif Al-Fashdu, 'Darah Deras Mengucur, Gokil!'
Suprapto mengatakan China yang sudah melakukan skrining terhadap tanaman anti-HIV terhadap 5.000 spesies tanaman obat, hanya menghasilkan sekitar 90 spesies yang menunjukkan aktivitas anti-HIV atau hanya sekitar 13% saja.
Source | : | intisari-online.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar