GridHEALTH.id - Masalah impotensi atau disfungsi ereksi yang disebut bisa dideteksi dari kaki ternyata bukan mitos belaka.
Ada penelitian yang telah membuktikan bahwa ciri-ciri seorang pria memiliki gejala impotensi bisa dilihat dari kakinya.
Baca Juga: Studi: Pria Impoten Berisiko Lebih Tinggi Terhadap Penyakit Jantung!
Penelitian tersebut diketahui telah dipublikasikan di American Journal of Epidemology, dimana para peneliti mengatakan bahwa pria yang mengalami restless leg syndrome atau sindrom kaki gelisah punya potensi besar menderita impotensi alias disfungsi ereksi.
Temuan tersebut diperoleh setelah meneliti 11 ribuan pria yang mempunyai riwayat sindrom kaki gelisah.
Hasilnya peneliti menemukan jika 20% dari pria tersebut memang positif mengalami impotensi atau disfungsi ereksi.
Baca Juga: Ciri Pria Impoten Kakinya di Malam Hari Suka Bergerak-gerak Tanpa Disadari Saat Duduk atau Rebahan
Baca Juga: 5 Makanan Sehat untuk Tekanan Darah Tinggi, Kacang hingga Susu
Untuk penyebab impotensi yang terjadi pada penderita sindrom kaki gelisah ini diketahui disebabkan oleh kurangnya hormon dopamine dalam tubuh yang juga bisa menyebabkan skizofrenia.
Hormon dopamine ini merupakan neurotransmitter penting yang membuat alat vital pria bisa mengalami ereksi.
Sehingga kurangnya kadar hormon dopamin dalam tubuh tersebutlah yang kemudian menyebabkan impoten pada pria.
Restless Legs Syndrome (RLS) ini merupakan gangguan saraf yang ditandai adanya sensasi tidak nyaman seperti berdenyut, nyeri karena tertarik dan geli.
Biasanya hal ini terjadi pada malam hari ketika sedang bersantai, dan gejalanya seperti ada yang menjalar pada kaki sehingga menyebabkan orang tersebut selalu akan menggerakkan kaki.
Selain menimbulkan ketidaknyamanan, jika berlanjut sindrom ini akan menyebabkan gangguan tidur yang serius bahkan bisa mempengaruhi tingkat konsentrasi.
Hal ini disebabkan beragam faktor, misalnya gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi kopi, alkohol, dan merokok.
Jika mengalami beberapa gejala tersebut, sebaiknya para pria segera berkonsultasi dengan dokter terkait agar mendapat penanganan terbaik.
Diketahui menurut data The Global Study of Secual Attitudes and Behavior yang telah meneliti 29 negara termasuk Indonesia, menemukan jumlah penderita disfungsi ereksi terbanyak ada di Asia Tenggara (28,1%), diikuti Asia Timur (27,1%), dan Eropa Utara (13,3 %).
Ahli andrologi dari RSU Fatmawati, Jakarta, Dr. dr. Nugroho Setiawan SpRad mengungkap ada empat tingkatan ereksi. Pria disebut tidak mengalami disfungsi ereksi bila berada di tingkat keempat.
"(Tingkat) Empat itu keras sekali, seperti timun muda. Pada tingkat ini (pria) tidak mengalami disfungsi ereksi," kata Nugroho seperti dilansir Kompas.com (29/8).
"Yang hardness, skornya 3 dan tetap bisa ereksi. Pada tingkat 3, dia (penis) besar, keras tapi tidak seluruhnya, dan cukup untuk penetrasi, ini seperti sosis."
" Tapi mereka (pria) enggak tahu, kalau (di tingkat) ini sudah disebut disfungsi ereksi karena tidak maksimal (ereksi). Kalau tidak maksimal, ruginya pasti terjadi ejakulasi dini," jelasnya.
Baca Juga: Berita Kesehatan Kecacingan: Sumber Air Tawar Seperti Ini Sarang Cacing Pipih Penyebab Demam Keong
Sedangkan untuk tingkat pertama dan kedua, Nugroho mengibaratkan penis bagaikan kue moci yang kenyal.
Melihat penjelasan tersebut, itulah mengapa gaya hidup sehat itu sangat penting dilakukan salah satunya agar terhindzar dari masalah impotensi ini.(*)
#berantasstunting
Source | : | WebMD,intisari |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar