GridHEALTH.id - Misinformasi alias informasi hoax kesehatan turut andil dalam tingginya berbagai masalah kesehatan di Indonesia, termasuk stunting.
Bahkan mantan Ketua Komisi IX DPR RI periode 2014-2019 Dede Yusuf mengatakan akibat misinformasi tersebut sosialisasi Germas dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang dilakukan pemerintah menjadi tidak maksimal.
Dede juga mengungkapkan salah satu informasi hoax yang menyebabkan banyak anak di Indonesia mengalami kurang gizi adalah perihal konsumsi susu kental manis.
Baca Juga: Berantas Stunting: Ada Wacana, Anak Stunting Bakal Masuk Golongan Disabilitas
Menurutnya banyak para orangtua yang tidak paham tentang informasi gizi dari produk minuman manis ini.
Seperti susu kental manis yang diberikan sebagai minuman untuk balita, yang akhirnya menyebabkan 3 balita di Kendari dan 1 di Batam dirawat di RS dengan diagnosis gizi buruk alias stunting.
“Masyarakat tidak paham mana yang boleh diberikan untuk anak dan mana yang tidak boleh. Gizi buruk dan stunting menjadi persoalan serius di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Dede, sosialisasi ini tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab produsen, terutama makanan dan minuman kemasan yang banyak dikonsumsi anak.
Baca Juga: Bokong Kendur Risiko Pekerja Kantoran dan Supir, Terlalu Lama Duduk
Edukasi ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga seharusya produsen ikut berperan mengedukasi pembeli.
“Semestinya, produsen diberikan amanat oleh pemerintah untuk mencantumkan informasi produk dengan sangat detail pada label, mulai dari digunakan untuk apa, batas usia penggunaan, bahkan kalau perlu akibat-akibat yang ditimbulkan bila tidak digunakan sebagaimana mestinya. Artinya, pembeli pun mengerti bahwa produk tersebut tidak boleh untuk anak,” jelas Dede.
Baca Juga: Pemprov Kepri Tanggung Biaya Operasi Bayi Kembar Siam di Batam hingga Libatkan 30 Tenaga Medis
Sebagaimana diketahui, susu kental manis banyak digunakan masyarakat sebagai minuman susu untuk anak.
Padahal, susu kental manis mengandung gula yang sangat tinggi yang tidak baik bila masuk secara rutin ke tubuh anak.
Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Menyimpan Sisa Makanan Pakai Amuminium Foil, Risikonya Bisa Bikin Keracunan
Dr. Damayanti, Sp.A(K), Ph.D, anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik PP IDAI memaparkan dalam satu takar porsi (4 sendok makan) memasok 130kkal, dengan komposisi gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram.
Jika dikonversikan dalam kalori, 19gram gula tersebut sama dengan 76kkal.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tanggapi Kemunculan Sunda Empire, Ini Tanda Orang Stres
“Kandungan gula dalam 1 porsi susu kental manis tersebut lebih dari 50% total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan yang dikeluarkan oleh WHO,” jelas Damayanti.(*)
#berantasstunting
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Misinformasi Kesehatan Cukup Mengkhawatirkan
(Tjahjo Sasongko)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar