GridHEALTH.id - Belakangan ini, publik digegerkan dengan kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah.
Keraton Agung Sejagat yang dipimpin oleh 'raja' Totok Santoso Hadiningrat serta ratu' Dyan Gitarja alias Fanni Aminadia dinilai cukup mencuri publik.
Bagaimana tidak, para anggota T tersebut terbilang tak main-main menggunakan berbagai ornamen mentereng dan seragam khas kerajaan.
Namun dibalik keramaian tentang kerajaan tersebut, rupanya Keraton Agung Sejagat tak ubahnya hanyalah penipuan belaka.
Kini, orang yang mengaku raja dan ratu dari kerajaan tersebut akhirnya diciduk oleh aparat kepolisian.
Baca Juga: Ekki Soekarno Terbangun dari Koma, Soraya Haque Terus Berlinang Air Mata dalam Dekapan Keluarga
Terlepas jauh dari penangkapan raja dan ratu Kerataon Agung Sejagat, ada duka dibalik para pengikutnya yang hanya bekerja sebagai buruh tani.
Dilansir dari Grid.ID, salah satu pengikut Keraton Agung Sejagad, Kasnan (40) memberikan kesaksian secara langsung.
Kasnan seorang buruh tani di Dusun Conegaran, Desa Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan.
Setelah bergabung di Keraton Agung Sejagat, Kasnan mengaku diminta ikut berbaris dalam kirab budaya dan membawa panji yang bertuliskan aksara Jawa.
Untuk mengikuti kirab yang dibuat oleh Keraton Agung Sejagat itu, Kasnan ternyata juga dikenakan biaya.
Kasnan mengaku harus merogoh kocek hingga 2 juta untuk membeli seragam dan topi yang akan dikenakan untuk kirab.
Untuk membeli dan mengenakan baju tersebut, Kasnan mengaku tak memberitahukan keluarganya.
Baca Juga: Gilang Ramadhan; Kakak Iparnya Lupa Dirinya Sudah Berusia 59 Tahun, dan Beliau Takut Dokter
"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab). Kalau saya pakai sejak dari sini (Conegaran), bisa heboh kampung," ungkap Kasnan.
Tak hanya itu, usai menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat tersebut, Kasnan mengaku mengalami kesakitan.
Awalnya, ia hanya diminta untuk membawakan panji dan berjalan selangkah demi selangkah sekitar 1 kilometer, namun ternyata jarak yang ditempuh adalah 3 kilometer.
"Saya jalan 3 kilometer sambil bawa bendera. Itu jauh sekali. Katanya 1 kilo saja, ternyata jauh. Kaki saya mudah sakit kalau jalan jauh. Waktu itu rasanya ingin lepas saja dari barisan. Habis jalan, saya langsung tidur di mobil," kata Kasnan.
Baca Juga: Pendapat Ahli: Garam Himalaya Tidak Aman Untuk Penderita Hipertensi
Berjalan terlalu jauh dalam waktu yang lama dapat menyebabkan sakit di bagian kaki.
Melansir laman Mayo Clinic, berjalan terlalu jauh dapat menyebabkan cedera saraf pada kaki.
Penyebab paling umum dari sakit kaki adalah kompresi saraf di kaki yang mengontrol otot-otot yang terlibat dalam mengangkat kaki (saraf peroneum).
Saraf ini juga dapat terluka selama operasi penggantian pinggul atau lutut, yang dapat menyebabkan kaki kesakitan.
Gangguan otot atau saraf juga dapat menyebabkan kelemahan otot progresif, bahkan dapat menyebabkan penurunan kaki.
Berbagai jenis radang sendi juga dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan pada persendian, otot, dan tulang di kaki.
Baca Juga: Ekki Soekarno Terbangun dari Koma, Soraya Haque Terus Berlinang Air Mata dalam Dekapan Keluarga
Terlepas dari itu, mulanya Kasnan mengaku tertarik mengikuti kegiatan yang dibuat Keraton Agung Sejagat itu lantaran kegiatan itu banyak berbincang soal kemanusiaan dan sosial masyarakat.
Orang-orang yang menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat mengaku diiming-imingi rasa tenang dan tenteram menjalani hidup.
Meski demikian, kini Kasnan sang buruh tani itu sudah tersadar bahwa organisasi yang diikutinya adalah kerajaan fiktif. (*)
#berantasstunting
Source | : | Mayo Clinic,Grid.ID |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar