GridHEALTH.id – Belakangan ini, dunia sedang dihebohkan dengan virus corona Wuhan dari China yang merebak dalam waktu cukup cepat.
Semenjak ditemukan kasusnya pada Desember 2019, warga yang terjangkit virus corona Wuhan kini ditemukan di 16 negara di dunia.
Baca Juga: 3 Orang di Provinsi Jateng Diduga Terjangkit Virus Corona, Pemprov; Masyarakat Tidak Perlu Panik
Untungnya, Indonesia tidak termasuk dalam 16 negara tersebut.
Sumber lain pun mengatakan bahwa virus corona akan sulit menyebar di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan perbedaan iklim yang cukup kontras antara Wuhan dengan Indonesia.
Wuhan tengah berada di tengah musim dingin.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Amin Soebandrio selaku Direktur Eijkman Institute for Molecular Biology mengatakan bahwa belum ada kajian ilmiah yang membenarkan hipotesa tersebut.
“Ini virus baru, kita belum punya data dan kajian yang lengkap. Sejauh ini baru terdapat suspek, tapi belum ada yang divonis sakit (karena virus corona),” tutur Prof. Amin, Selasa (28/1/2020), dilansir dari Kompas.com.
Hipotesis mengenai virus corona yang sulit menyebar di Indonesia, lanjutnya, masih terlalu dini untuk diketahui.
“Saya rasa terlalu dini untuk mengetahui hal tersebut. Belum ada bukti ilmiahnya,” lanjut Prof. Amin.
Baca Juga: Semua Negara Sudah Panik Akibat Virus Corona, WHO Dikritik Terlambat Memberikan Status Darurat
Melansir dari Reuters, virus corona sendiri bisa menyebar cepat di banyak negara karena setiap orang terinfeksi menularkan bisa virus corona pada 2 hingga 3 orang lainnya.
Hal ini ditunjukkan para ilmuwan melalui penelitian dari Imperial College London.
Baca Juga: Tiap Pasien Terinfeksi Menularkan Virus Corona pada 2-3 Orang Lainnya
Para ilmuwan tersebut menyebutkan sebanyak 4.000 orang di Wuhan sudah terinfeksi pada 18 Januari dan rata-rata setiap kasus menularkan infeksi pada dua atau tiga orang lainnya.
Mereka mengatakan, terus-menerusnya penyebaran wabah tergantung pada efektivitas langkah-langkah pengendalian.
Tetapi untuk dapat mengatasi epidemi dan mengubah gelombang infeksi, langkah-langkah pengendalian harus menghentikan penularan setidaknya 60 persen dari seluruh kasus.
Para peneliti di Britain's Lancaster University memperkirakan bahwa kota Wuhan saja, di mana wabah virus corona dimulai pada bulan Desember, akan memiliki sekitar 190.000 kasus infeksi pada 4 Februari.
Baca Juga: Mahasiswa Indonesia yang Ada di Wuhan Belum Bisa Dipulangkan, Orang Tua: Saya Diharap untuk Bersabar
Menurut WHO, virus corona adalah virus yang masih satu keluarga dengan virus penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS).
Gejalanya bisa ringan seperti flu biasa, yaitu demam, batuk, kesulitan bernapas, hingga sesak napas.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasannya Pasien Terduga Virus Corona Harus Diisolasi
Namun pada kasus yang lebih parah, infeksi virus corona dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Lalu, apakah pemerintah Indonesia berupaya untuk membuat vaksin virus ini?
“Semua negara yang terkena (virus corona) berupaya untuk membuat vaksinnya. Indonesia juga sudah ada wacana ke sana,” tutur Prof Amin.
Untuk saat ini, masyarakat diharapkan juga berupaya dalam mencegah penularan virus corona seperti mencuci tangan secara teratur dan memakai masker saat bepergian.
Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,Reuters,WHO |
Penulis | : | Deva Norita Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar