GridHEALTH.id - Virus corona Wuhan kian hari kian banyak menelan korban jiwa.
Berdasarkan pantauan data Johns Hopkins University, hingga Senin (3/2/2020) jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona mencapai 362 orang.
Baca Juga: Jumlah Korban Virus Corona Terus Bertambah, Tapi Ratusan Pasien Juga Berhasil Sembuh
Bahkan yang lebih parahnya, virus corona kini sudah menjangkit di 27 negara, diantaranya Australia, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Makau, Perancis, Uni Emirat Arab, Kanada, Italia, Rusia, Finlandia, Spanyol, Nepal, Swedia, dan beberapa negara di Asia.
Hal ini menyebabkan beberapa orang merasa takut dan panik akan penyebaran virus corona yang begitu cepat.
Seperti diketahui, virus corona awalnya berada di tubuh kelelawar dan hewan liar sebagai inangnya hingga akhirnya virus tersebut ditularkan lewat percikan air liur atau cairan.
Baca Juga: Gegara Malas Gosok Gigi Seorang pria Dituntut Cerai Istri Tercinta
Namun baru-baru ini, ada sebuah berita bahwa virus corona menyebar melalui kotoran manusia.
Dilansir dari Kompas.com, sebuah penemuan menyatakan bahwa Novel Coronavirus (2019-nCoV) dapat menyebar memalui kotoran atau feses manusia.
Penemuan ini tergolong menejutkan, pasalnya, diare terjadi pada 10 hingga 20 persen pasien yang menderita SARS sekitar 17 tahun lalu dan menjadi sumber meledaknya wabah SARS di kompleks perumahan Amoy Gardens, Hong Kong.
Virus corona pada kotoran Menurut Profesor Ilmu Kedokteran Hewan dan Biomedis di University of Minenesota, SARS dan virus corona Wuhan mengikat reseptor protein yang berbentuk sama di dalam tubuh dan ditunjukkan pada paru-paru serta usus.
Baca Juga: 4 Penyebab Munculnya Bau Mulut Meski Sudah Rajin Menyikat Gigi
Kondisi ini menjadikan organ tersebut target utama bagi kedua virus.
Penemuan virus Wuhan, atau dikenal sebagai 2019-nCoV, ada di dalam materi kotoran dari seorang laki-laki berusia 35 tahun yang diperiksa di Providence Regional Medical Center Everett Washington.
"Penemuan ini menarik," kata seorang epidemiologis penyakit menular dari Departemen Kesehatan Washington, Scott Lindquist.
Menurut Scott, penemuan ini menambah pengetahuan tentang virus corona yang tengah mewabah.
Sejauh ini, para peneliti belum tahu penyebab pasti dari penyebaran 2019-nCoV dari manusia satu ke manusia lainnya.
Namun, diduga penyebabnya adalah melalui kontak dengan tetesan mengandung virus, yang dapat disebarkan melalui batuk dari orang yang terinfeksi dan ditularkan dengan tangan atau permukaan hingga objek lainnya.
Dokter beberapa kali melaporkan diare pada pasien 2019-nCoV ke rumah sakit Wuhan, termasuk anggota keluarga Shenzen yang terinfeksi di Wuhan dan yang terbaru, kasus pertama AS di negara bagian Washington.
Pasien tersebut mengalami diare selama dua hari di mana sampel dinyatakan positif.
Baca Juga: 6 Tubuh Ayam yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi, Bahkan Ada yang Mengandung Banyak Bahan Kimia
Namun demikian, Scott mengungkapkan bahwa laboratorium di Washington tidak berusaha untuk menumbuhkan virus dari spesimen tersebut.
"Karena pengembangan tidak akan berkontribusi apapun terhadap perawatannya," kata Scott.
Banyak dari virus corona yang muncul adalah jenis yang disebut sebagai virus penumenteric.
Artinya, mereka dapat membelah diri di saluran pernapasan dan sistem pencernaan.
Profesor Mikrobiologi dan Imunologi di Gilling School of Global Public Health, University of North Carolina mengatakan, adanya ratusan kasus penyakit pneumonia parah di Wuhan mungkin menjadi penyebab tidak fokusnya pemeriksaan pada tanda-tanda lambung.
Baca Juga: Membedong Bayi dengan Sangat Ketat Justru Bisa Berakibat Fatal, Begini Cara yang Benar
Virus yang ada di dalam kotoran biasanya telah ada selama fase akut dari sebuah infeksi.
Hal tersebut terjadi sebelum pasien dibawa ke rumah sakit dan menunjukkan tanda-tanda komplikasi yang mengancam keselamatan.
"Fokus awal untuk deteksi kasus adalah pada pasien dengan pneumonia. Akan tetapi, sekarang kami memahami bahwa beberapa pasien dapat terkena gejala gastrointestinal," tulis Deputi Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Zijian Feng dan rekannya dalam sebuah laporan yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.
Baca Juga: Pernikahan Ternyata Lebih Menyehatkan Pria Ketimbang Wanita, Kenapa ?
Meski demikian, menurut Profesor Kedokteran Klinis dari Australian National University Medical School di Canberra, bukti yang muncul tentang kasus diare yang mengandung virus pada kotoran tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
"Ini adalah sesuatu yang baru," kata Collignon dalam sebuah wawancara sebagaimana dikutip Bloomberg.
Baca Juga: 6 Tubuh Ayam yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi, Bahkan Ada yang Mengandung Banyak Bahan Kimia
"Kami mengira bahwa penyebabnya adalah tetesan atau cairan dari sistem pernapasan. Namun, dengan SARS, ada bukti kemungkinan lainnya. Kami akan tetap berpikir terbuka untuk adanya kemungkinan lain," pungkasnya.
Sebagai peringatan, sebaiknya selalu terapkan pola hidup sehat dan bersih demi terhindar dari virus corona dan segala penyakit. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jadi Risiko Penyebaran Baru, Virus Corona Ditemukan dalam Kotoran
Source | : | Kompas.com,John Hopkins CSSE |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar