GridHEALTH.id - Dikutip dari South China Morning Post, jumlah korban meninggal dunia yang dikonfirmasi akibat wabah virus corona di China meningkat menjadi 425 orang, setelah otoritas di Provinsi Hubei melaporkan 64 korban terbaru pada hari ini (04/02/20).
Baca Juga: Fakta, Orang Amerika Ternyata Lebih Takut Virus Influenza Daripada Virus Corona
Selain korban tewas, juga terjadi peningkatan tajam jumlah orang yang positif terinfeksi yakni 3.235 kasus baru.
Bertambahnya jumlah orang yang terjangkit virus corona berarti total keseluruhan pasien terinfeksi di China adalah lebih dari 20.400, berdasarkan angka yang sebelumnya dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona sebagai darurat global. Virus corona (2019-nCoV) pertama kali dilaporkan di Wuhan pada pertengahan 2019, diduga muncul dari pasar yang menjual hewan liar di kota tersebut.
Setidaknya 151 kasus telah dilaporkan di 23 negara dan wilayah lain termasuk Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris. Ada satu kematian terjadi di luar Tiongkok, yakni di Filipina.
Maskapai di seluruh dunia juga telah menghentikan penerbangan ke dan dari negara bagian seluruh China.
Baca Juga: World Cancer Day, Kisah Mengharukan Bayi 4 Bulan Terkena Kanker Otak yang Berhasil Sembuh
Data pemerintah China mengungkapkan bahwa virus baru ini meski jauh lebih menular daripada SARS, namun secara signifikan kurang mematikan.
Asal tahu saja, Sindrom Pernapasan Akut atau SARS, virus yang muncul di China pada 2002 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia dan menginfeksi 8.000 orang.
Baca Juga: Ini Dia, 5 Latihan Sederhana Bakal Bikin Langsing Dalam Satu Bulan!
Namun demikian dunia agaknya belum berhenti waswas menghadapi wabah virus corona terutama terkait pola penyebaran virus tersebut.
Minggu lalu, para ilmuwan di Guangzhou China selatan, mendeteksi asam nukleat dari coronavirus baru (2019-nCoV) pada gagang pintu di rumah seorang pasien yang didiagnosis menderita penyakit ini.
Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Guangzhou, ibukota Provinsi Guangdong.
Zhang Zhoubin, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou mengatakan bahwa area lain yang rentan terhadap kontaminasi termasuk ponsel, keyboard, dan gagang keran.
Dia mengatakan, dengan munculnya kasus yang dikonfirmasi dan diduga di Guangzhou, laboratorium Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou telah menerima lebih dari 600 sampel biologis per hari.
Baca Juga: Jangan Minder, Survei Membuktikan, Wanita Gemuk Ternyata Paling 'Hot' Saat Berhubungan Intim
"Kami menerima 660 sampel pada 2 Februari, yang mencapai batas kami," kata Zhang, seperti dikutip dari laman news.cgtn, Senin 3 Februari 2020.
Zang berencana meminta bantuan dari organisasi pengujian pihak ketiga dan laboratorium rumah sakit jika jumlah sampel terus meningkat.
Baca Juga: Cuma Butuh 2 Menit, Dokter Ubah Posisi Janin Sungsang Menjadi Normal!
Selain sampel biologis dari pasien yang dikonfirmasi dan diduga, mereka juga akan menguji pasien yang dikonfirmasi berdasarkan penyelidikan epidemiologis, misalnya, gagang pintu, ponsel, keyboard pasien juga akan diuji. (*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,viva.com,news.cgtn.com,South China Morning Post |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar