GridHEALTH.id - Beberapa hari terkahir para peternak di Bali dibuat geger dengan matinya ratusan babi peliharaan mereka.
Menurut pemberitaan yang beredar ternak babi tersebut mati lantaran terkena virus africa swine fever (ASF) atau demam babi Afrika.
Tak main-main, angka ternak yang mati selama kurun waktu Desember 2019 sampai dengan akhir januari tercatat sebanyak 888 kematian.
"Ya ya, ASF penyebabnya. Semua yang 800-an itu," kata Ida Bagus Wisnuardhana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dikutip Kompas.com (5/2/2020).
Menurutnya, temuan itu berdasarkan hasil uji coba lab yang menunjukan sampel darah babi yang mati tersebut positif diakibatkan oleh demam babi Afrika.
Baca Juga: Pilih Diobati Windy Mayang atau Ningsih Tinampi? Pengobatan Keduanya Hangat Diperbincangkan Publik
Dari sampel yang diambil pada 9 Kabupaten dan Kota, hanya 3 wilayah yang nihil kasus yaitu Kabupaten yaitu Buleleng, Jembrana dan Klungkung.
Sedangkan kabupaten lainnya mengalami kejadian babi mati sengan rincian Badung 598 ekor, Bangli 1 ekor, Denpasar 45 ekor, Gianyar 24 ekor, Karangasem 1 ekor dan Tabanan 219 ekor.
Melihat kejadian tersebut, lantas seberapa bahayakah demam babi Afrika bagi kesehatan manusia ?
Seperti dilansir dari pork.org, demam babi afrika merupakan peyakit virus yang serius dan sangat menular.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Alami Mengontrol Darah Tinggi, Salah Satunya dengan Bawang Putih
Untungnya demam babi afrika ini bukan penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan hewan ke manusia) karena hanya berdampak pada babi, sehingga tidak menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan manusia.
Dimana hal itu diungkap lamgsung oleh Ann Garvey, Dokter Hewan Kesehatan Masyarakat Iowa dan Departemen Pertanian AS (USDA).
Mereka mengatakan meskipun virus dapat bertahan lama dalam daging yang terkontaminasi, virus dapat menjadi panas tidak aktif oleh 70 derajat Celcius selama 30 menit.
Namun terlepas dari itu, dengan mewabahnya virus demam babi Afrika di Bali ini tentunya sangat berdampak pada perekonomian para peternak.
Sebelumnya Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veterine, Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Provinsi Bali, I Ketut Gede Nata Kesuma mengatakan, babi yang mati di Bali menunjukan gejala klinis terserangan virus afrika.
Gejala dimaksud adalah demam tinggi hingga 40 derajat, kulit kemerahan terutama pada bagian daun telinga, kadang ada diare, dan kematian hampir 80-100 persen pada setiap kandang.
Baca Juga: Mahasiswa Unair Temukan Cara Deteksi Virus Corona: Akurasi Pendeteksinya Hampir 100%
"Kalau dilihat dari ciri fisik di lapangan menyerupai virus afrika," kata Nata.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,pork.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar