GridHEALTH.id - Isu mengenai MSG alias Monosodium Glutamate seakan tak pernah habisnya.
Bagi mereka yang anti alias kontra, MSG tidak disarankan dalam makanan, apalagi untuk anak.
Tapi bagi mereka yang pro juga suka MSG, penggunaan MSG tidak masalah, begitu juga untuk anak.
Manakah yang benar dan harus kita ikuti?
Untuk diketahui, tanpa berpihak kepada yang kontra ataupun yang pro, MSG merupakan penyedap rasa alami yang diperoleh dari hasil pengolahan rumput laut.
MSG sendiri terdiri dari 78% asam glutamat, 22% sodium, dan air.
Baca Juga: 5 Manfaat Cokelat bagi Kesehatan Ibu Hamil dan Janin yang Dikandungnya
Asam glutamat yang terkandung dalam MSG tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang terkandung dalam tubuh manusia, juga di bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai, dan tomat.
Jadi sebenarnya penggunaan MSG itu harus sesuai aturan, yaitu secukupnya saja, sesuai takaran yang direkomendasikan.
Sebuah penelitian di Amerika mengambil sampel di daerah Cina. Pertama, mereka mengambil sampel penduduk yang mengonsumsi MSG yang banyak dan tidak yang mengonsumsi MSG.
Ternyata penduduk yang mengonsumsi MSG yang banyak tadi meningkatkan napsu makan padahal ada satu hormon namanya leptin ini yang mengontrol rasa kenyang.
Baca Juga: 5 Cara Efektif Mengontrol Kolesterol Agar Tak Berlebih di Dalam Tubuh
"Karena makanan selalu tinggi monosodium akhirnya berat badannya berlebih kemudian muncullah obesitas. Nah di sini yang memunculkan masalah bukan MSG tetapi resistensi dari leptin tadi yang mengakibatkan hipertensi," jelas Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK(K), pada konferensi pers pada Rabu (5/2/2020).
Nah sekarang bagaimana mencegahnya? Kalau kita lihat makanan yang di jual di mana-mana berapa banyak yang dikasih MSG?
Karena yang paling penting dari pro dan kontra MSG adalah dosis yang diberikan.
Menurut Prof. Nurpudji, yang paling aman itu per kilo gram berat badan.
Misal, berat badan seseorang 60 kg, maka takaran yang aman untuk mengonsumsi MSG adalah 6 gram. Ini sama dengan satu sendok teh per hari. Tidak boleh lebih.
Baca Juga: Tiga Remaja Ini Lakukan Permainan Berbahaya yang Bisa Sebabkan Cedera, Orangtua Harus Lebih Tegas
Baca Juga: Tes Pegangan Tangan Sederhana Dapat Tunjukkan Risiko Demensia
Masih menurut Prof. Nurpudji, takaran MSG untuk anak-anak dan dewasa hampir sama.
"Cuman apakah kita bisa melarang anak-anak makan makanan yang ada MSG-nya? Bisakah kita larang untuk satu kali makan saja? Karena yang aman pemberian MSG hanya 10 mg.
Kalo misalnya anaknya 10 tahun harusnya tidak banyak-banyak hanya 0,1 gram. Cuma masalahnya bisa ga kita mengedukasi?" Papar Prof. Nurpudji dalam acara yang juga melibatkan PT Sasa Inti bersama dan Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), dalam pemberian edukasi tentang "Penggunaan bumbu penyedap rasa dengan bijak tidak berbahaya bagi kesehatan" kepada awak media.
Baca Juga: Studi : Berat Badan Lebih Banyak Turun dengan Tidur Daripada ke Gym
Pembicara lainnya yang hadir pada saat itu, Dr med. dr. Maya Surjadjaja M Gizi, SpGK, FAAMFM mengatakan, selain dengan MSG, supaya makanan menjadi enak kita bisa menggunakan rempah-rempah.
"Indonesia dijajah karena apa? Karena rempah-rempah. Maka pakailah rempah-rempah, kita punya kunyit, lengkuas, daun jeruk, dan macam-macam dan itu akan membantu membuatkan rasa.
Selain itu, percayalah rasa itu bisa dilatih. Tadinya saya suka gula tapi melatihnya jadinya tidak berlebihan," ucap Maya.
Baca Juga: Usia 75 Tahun Kakek di Purbalingga Ini Baru Disunat, Prosesnya Sampai 30 Menit
Di sisi lain, Prof Pudji dan Dokter Maya juga menyarankan jika Moms sudah menggunakan bumbu racik tidak usah memakai MSG lagi.(*)
#berantasstunting
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar