Perlu diketahui, virus corona yang menyerang anjing disebut dengan Canine coronavirus (CCoV), sedangkan yang menyerang kucing dikenal dengan nama Feline coronavirus (FCoV).
Virus corona pada anjing pertama kali ditemukan pada tahun 1971, sebagai penyebab wabah diare pada anjing di Jerman.
Baca Juga: Merasa Lemas dan Lamban Sepanjang Hari, Waspadai Kelebihan Gula
Virus CCoV ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan dan saluran pernapasan anjing.
Di Indonesia, para peneliti pernah melakukan survei pada tahun 1994 yang dilakukan di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara, dengan pertanyaan mendasar apakah ada virus corona dalam tubuh hewan peliharaan anjing di wilayah tersebut.
Sedangkan, di tahun 2019, survei kecil guna melihat virus corona dalam tubuh kucing dilakukan di Surabaya.
Baca Juga: Buah Naga Memang Sehat, Tapi Deretan Orang Ini Akan Lebih Baik Jika Tidak Mengonsumsinya
Penelitian ini melibatkan sekitar 20 kucing untuk dijadikan sampel.
Dari kedua penelitian tersebut, peneliti pun mengeluarkan hasil mengenai virus corona.
Source | : | Kompas.com,WHO |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar