GridHEALTH.id – Wabah virus corona yang sekarang bernama Covid-19 tidak juga mereda. Bahkan cakupan wilayah dan jumlah korban semakin bertambah.
Baca Juga: Wanted, Pemerintah China Giat Mencari Orang Pertama Terinfeksi Corona
Contohnya, jumlah kasus di Korea Selatan meningkat pesat, menyusul kematian ke-5 akibat virus corona. Tak ayal, negara ini langsung menetapkan level kewaspadaan tertinggi alias 'siaga satu'.
Dikutip dari Reuters, peningkatan level kewaspadaan ini terkait makin banyaknya kasus baru dalam waktu singkat. Total sudah ada 602 kasus, dengan kewaspadaan ekstra di Kota Daegu dan Cheongdo yang telah ditetapkan sebagai 'zona perawatan khusus'.
Kematian kelima dilaporkan terjadi pada wanita 56 tahun di Daegu. Wanita tersebut meninggal di Kyungpook National University Hospital. Hampir separuh dari kasus virus corona yang tercatat di Korea Selatan terjadi di kota ini.
Penularan virus corona di Daegu sebagian besar berhubungan dengan seorang jemaat sekte Shincheonji, yang disebut 'pasien 31'.
Pasien wanita ini diyakini sebagai 'super-spreader' karena menularkan virus ke puluhan jemaat gereja Shincheonji.
Baca Juga: Merasa Lemas dan Lamban Sepanjang Hari, Waspadai Kelebihan Gula
Media Korsel Yonhap Agency melaporkan, kondisi ini memungkinkan pemerintah untuk memaksa warga tidak beraktivitas dan meminta sekolah tutup sementara.
Di negara lain yaitu Iran, otoritas kesehatannya mengkonfirmasi adanya 15 kasus baru virus corona. Total keseluruhan kasus menjadi 43 dengan jumlah kematian delapan.
Menteri Kesehatan Saeed Namaki, mengungkapkan sebagian besar infeksi terjadi di kota Qom dari seorang pedagang yang sering bepergian ke China.
Baca Juga: Aritmia, Gangguan Irama Jantung yang Jarang Disadari Gejalanya, Padahal Bisa Berujung Maut
“Virus itu datang dari Tiongkok ke kota Qom. Seorang pedagang dari Qom, yang meninggal karena virus itu, dulu sering bepergian ke China. Penerbangan ditangguhkan antara kedua negara, tetapi ia menggunakan penerbangan tidak langsung, ”kata Namaki.
Meluasnya wabah ini membuat Namaki memerintahkan agar orang-orang menghindari bepergian ke Qom. Selama ini, Qom telah menjadi tujuan utama bagi peziarah Syiah yang terletak 120 km (75 mil) selatan dari Teheran.
"Jelas kami tidak merekomendasikan perjalanan ke Qom atau kota-kota suci Syiah lainnya di Iran," kata Namaki lewat siaran televisi pemerintah.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur mengumumkan 15 kasus baru pada Minggu (23/2).
"Ada 43 kasus baru yang terinfeksi virus corona. Saat ini angka kematian bertambah menjadi delapan," katanya melansir Reuters, Minggu (23/2).
Baca Juga: Studi: Orang Indonesia Lambat Alami Penuaan Dibanding Eropa & Amerika
Pihak berwenang telah menutup sekolah dan seminari keagamaan di Kota Qom, sejak kasus baru itu diumumkan.
Sementara di Teheran dan beberapa kota lain, sekolah ditutup sampai hari Selasa. Beberapa negara juga telah menutup penerbangan dari dan ke Iran. (*)
#berantasstunting
Source | : | Reuters,Tribun News,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar