GridHEALTH.id - Kabar meninggalnya seorang pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia rupanya telah menggemparkan publik.
Pasien kasus 25 virus corona di Indonesia ini meninggal dunia usai pada Rabu (11/3/2020) dini hari pukul 02.00 WIB, di Bali.
Baca Juga: Breaking News: Pemerintah Umumkan Satu Pasien Covid-19 di Indonesia Meninggal Dunia
Pasien yang meninggal tersebut merupakan seorang warga negara asing (WNA) wanita berusia 53 tahun.
Dikutip dari Mirror, WNA wanita tersebut merupakan seorang berkewarganegaraan Inggris.
Kendati demikian, wanita ini dikabarkan telah memiliki berbagai riwayat penyakit dan dilaporkan sudah sakit parah, seperti diabetes, hipertensi, hipertiroidisme, dan penyakit paru obstruktif kronis.
Melihat hal tersebut, apa saja penyakit pemberat yang bisa menyebabkan pasien dengan virus corona meninggal dunia?
Sebagian besar kasus virus corona (Covid-19) di dunia menemukan bahwa pasien yang meninggal dunia tidak 100% disebabkan oleh virus tersebut.
Para pasien rupanya meninggal ketika diketahui memiliki riawayat penyakit atau penyakit pemberat.
Akibat hal tersebut, banyak warga yang penasaran jenis penyakit pemberat apa yang menyebabkan pasien dengan virus corona ini bisa kehilangan nyawanya.
Baca Juga: Benarkah Jenazah Pasien Virus Corona Masih Bisa Menyebarkan Covid-19?
Menurut Dr. dr. RR Diah Handayani, Sp.P(K) dari Rumah Sakit Universitas Indonesia membenarkan bahwa adanya penyakit pemberat yang sudah dimiliki sejak lama dapat menyebabkan kematian pada pasien virus corona.
"Orang yang meninggal karena Covid-19 ini sebagian besar memang sudah memiliki penyakit pemberat, seperti tekanan darah tinggi, diabtees, dan lain-lain," ungkapnya.
Penyakit pemberat inilah yang menyebabkan seseorang mengalami penurunan daya tahan tubuh hari demi hari.
Baca Juga: Studi Baru Covid-19 Memperkirakan 5,1 Hari untuk Periode Inkubasi
"Tapi, bukan hanya penyakit pemberat saja yang membuat orang itu meninggal," tambahnya.
Seperti diketahui, ada beberapa orang yang rentan terinfeksi virus corona.
Diah menyebutkan bahwa faktor usia dan jenis kelamin dapat memengaruhi.
"Orang lanjut usia, dan laki-laki ternyata lebih berisiko (terkena virus corona)," tambahnya.
Seorang pakar epidemiologi dari Harvard, Michael Mina Ph.D., mengatakan infeksi virus corona ternyata paling rentan dan berbahaya menyerang lansia.
Baca Juga: Update Covid-19; Cara Penularan Virus Corona dari Jenazah yang Terinfeksi ke Manusia Hidup
“Dari pengamatan kami, pada orang berusia di bawah 35 tahun hampir tidak ada. Sementara, angka kematiannya makin tinggi pada orang berusia 40-80 tahun,” katanya.
Sedangkan pria memang lebih berisiko dibanding wanita, bahkan risiko kematiannya dua kali lebih besar.
Beberapa pakar menyebutkan pria China lebih beresiko tertular karena mereka sebagian besar adalah perokok.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 47,6 % pria di China merokok, jauh lebih besar dibanding perokok wanita yang hanya sebanyak 1,8 %.
Baca Juga: Peneliti Temukan Obat Malaria yang Lebih Efektif Menyembuhkan Penyakit
Tak hanya itu, ternyata tenaga medis juga termasuk orang yang berisiko tinggi terpapar dan meninggal akibat virus corona.
Meski demikian, Diah mengimbau bagi setiap orang untuk terus menjalani pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari virus corona (Covid-19). (*)
#berantasstunting
Source | : | WebMD,GridHealth.ID |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar