Dua orang berpakaian serba putih, kacamata pelindung, dan masker bedah selalu siap menyambut setiap warga.
Sebatang swab yang digunakan untuk mengumpulkan sampel cairan dan dahak dimasukkan ke mulut dan tenggorokannya. Cairan itu kemudian ditempatkan secara hati-hati ke dalam sebuah ampul.
Selanjutnya, batang swab yang baru, dimasukkan ke dalam hidung. Semua proses tersebut selesai hanya dalam hitungan menit.
Warga menutup kembali jendela mobilnya dan melanjutkan perjalanan. Mereka akan dihubungi melalui telpon jika hasilnya positif, atau dikirimkan pesan teks melalui ponsel jika hasilnya negatif.
Para pejabat kesehatan meyakini pendekatan ini menyelamatkan nyawa banyak orang. Tingkat kematian akibat virus corona di Korsel adalah 0,7%.
Adapun tingkat kematian akibat virus corona di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencapai 3,4%, namun sejumlah ilmuwan memperkirakan jumlahnya lebih rendah karena tidak semua kasus dilaporkan.
Baca Juga: Susah Hamil Setelah Berhenti Pakai Pil KB Ternyata Hanya Mitos
Baca Juga: Mengenal Pemanis Buatan, Pengganti Gula yang Tetap Perlu Dibatasi
Dengan laboratorium yang tersebar, Korsel kini punya kemampuan menguji 140.000 sampel setiap pekan.
Source | : | South China Morning Post,BBC Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar