GridHEALTH.id - Tak dapat dipungkiri, perjuangan para dokter dan petugas medis lainnya dalam memerangi virus corona (Covid-19) memang patut diacungi jempol.
Mereka rela berjuang menyelamatkan jiwa seseorang yang tak dikenalnya, meski nyawa para petugas medis sendiri yang menjadi taruhannya.
Sayangnya, dibalik ketegaran dan kekuatan para tenaga medis dalam menyelamatkan pasien Covid-19, kini mereka malah mendapat perlakuan kejam dari masyarakat.
Bukan di negara lain, kejadian miris nan nyata ini malah terjadi di Indonesia, di mana jumlah pasien positif virus corona kini telah menjapai angka 686 orang.
Baca Juga: 17 Hari Lalu Bertemu Idris Elba, Pebalap Lewis Hamilton Tolak Lakukan Tes Corona, Kenapa?
Berawal dari cuitan jurnalis Kompas TV, Sofie Syarief yang menyebutkan bahwa adanya upaya pengusiran oleh beberapa oknum.
Pengusiran tersebut rupanya terjadi pada dokter dan perawat.
"Tadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Pak Harif Fadhillah bilang perawat (dan sejumlah dokter) mulai jadi sasaran stigmatisasi warga. Beberapa cerita masuk soal upaya pengusiran oleh tetangga karena dianggap jadi pembawa virus. Bahkan anak-anaknya jadi sasaran," tulis Sofie Syarief pada Senin (21/3).
Baca Juga: Gejala Baru Covid-19 Selain Demam; Kehilangan Sensitivitas Indera Penciuman dan Perasa
Alhasil unggahan ini pun menuai beragam komentar warganet.
Bahkan tak sedikit dari mereka yang menceritakan kondisi lingkungannya hampir sama dengan unggahan Sofie tersebut.
Baca Juga: Jangan Salah, Banyak Minum Bukan Untuk Membunuh Virus Corona, Namun Bantu Imunitas Tubuh
"Kakakku perawat dan ada temannya yang sesama perawat harus dirumahkan buat isolasi karena ada kontak sama pasien Corona dan selama isolasi banyak ibu-ibu gosipin dia bahkan anak-anak mereka terang-terangan ke depan rumahnya cuma buat teriakan dia "Corona"," tulis seorang warganet.
Tak hanya itu, ada juga perawat yang diusir dari indekosnya oleh pemilik rumah tersebut karena takut tertular virus corona.
"Teman banyak yang disuruh pindah dari kost karena yang punya kost takut karen aperawat RS Persahabatan. Sekarang kalau belanja yang jual tau pegawai RSUP langsung jauh-jauh tutup mulut dan hidung lewat dan papasan mereka kayak jijik. Ada teman yang bilang anaknya dikucilkan karena orang tuanya bilang pegawai rs corona," tulis warganet tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Harif Fadhilah mengonfirmasi cuitan tersebut.
Harif mengatakan bahwa dokter dan perawat yang diusir dari indekos tersebut.
"(Peristiwa) Itu terjadi di kos sekitar rumah sakit rujukan COVID-19, Rumah Sakit Persahabatan," ucapnya.
Melihat hal ini, beberapa warganet pun geram dan mengkhawatirkan kondisi psikis para dokter dan perawat di Indonesia.
"COVID19 BUKAN AIB!!! TAPI PENYAKIT. Tolong berhenti seperti ini, kalian sakit yg akan mengurus/mengobati nanti siapa kalau bukan mereka yg ada di garis terdepan saat ini," tulis lainnya.
Bagaimana tidak, kini para petugas medis dan keluarganya seakan dicap buruk layaknya pembawa virus bahkan pelaku tindak kriminalitas.
Baca Juga: Selama Wabah Virus Corona Tunda ke Rumah Sakit Untuk ke 11 Spesialis Berikut, Kecuali ....
Penelitian yang dipublikasikan dalam New Directions for Youth Development, efek pengusiran dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, ketakutan untuk dikucilkan, bahkan depresi berkepanjangan.
Kejadian ini sepertinya menjadi cambukan bagi para masyarakat untuk tetap waspada tapi harus selalu menomorsatukan rasa kemanusiaan. (*)
Baca Juga: Stop Gunakan Sabun Antiseptik, Musuh Kita Saat Ini Virus Bukan Bakteri
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Twitter,ResearchGate |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar