GridHealth.ID - Memasuki minggu keempat imbauan kerja dari rumah atau work from home (WFH), ternyata berdampak pada kualitas udara di Jakarta yang terus membaik.
Baiknya kualitas udara di Ibu Kota Jakarta dapat dilihat dari situs pemantauan udara AirVisual.com. Berdasarkan data dari AirVisual.com pada Sabtu, 11 April 2020, pada pukul 11.00 WIB, Jakarta tercatat sebagai kota dengan indeks kualitas udara di angka 46 atau masuk dalam kategori baik.
Artinya, kualitas udara dianggap memuaskan, dan polusi udara menimbulkan risiko kecil atau tidak sama sekali pada kesehatan.
Hal ini bisa terjadi karena minimnya aktivitas di Ibu Kota, yang mana sudah tidak banyak didapati transportasi umum maupun pribadi di jalanan, berbeda seperti beberapa waktu lalu sebelum diterapkannya imbauan WFH.
Baca Juga: WFH; 5 Tips Bekerja Tetap Produktif Meski dari Rumah, Patut Ditiru!
Baiknya kualitas udara di Jakarta juga diiringi dengan dilaksanakannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Jumat (10/4/20) kemarin.
Rencananya, PSBB di Jakarta akan dilaksanakan selama masa inkubasi terpanjang virus corona atau 14 hari.
Baca Juga: Foto-foto Kota Jakarta yang Indah Menyambut PSBB yang Resmi Dijalankan pada 10 April
Kedua kebijakan ini dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Seperti diketahui sebelumnya, Jakarta merupakan kota yang sibuk yang selalu ramai setiap jamnya.
Baca Juga: Jakarta Terapkan PSBB Mulai 10 April, Ini Daftar yang Boleh Dilakukan dan Dilarang
Berdasarkan data BPS pada Oktober 2018 menyatakan, belasan juta kendaraan bermotor melintas di DKI Jakarta. Paling banyak adalah sepeda motor sejumlah 13,3 juta, kemudian disusul mobil penumpang sebanyak 3,5 juta. Berikut presentasenya:
Bahkan, bukan cuma hari ini (11/4/20) saja, Katadata.co.id juga mencatat bahwa per 3 April 2020, pukul 12.00 WIB, Jakarta tercatat sebagai kota dengan indeks kualitas udara di angka 55 atau masuk dalam kategori sedang. Artinya, tidak menimbulkan bahaya besar bagi kesehatan.
Baca Juga: Pakar Pernapasan ini Sebut Virus Corona Menular Lewat Mata, Dirinya Terinfeksi
Ini berarti kualitas udara di Jakarta semakin membaik per harinya.
Tentu ini merupakan kabar menggembirakan, di mana warga DKI Jakarta sendiri bisa menikmati dampak dari kualitas udara yang baik, seperti halnya baik untuk pernapasan.
Baca Juga: Waspada, Wabah Corona Usai Musim Panas Datang, Penyakit Pernapasan Kembali Menjadi Momok
Melansir Ministry for the Environment, sebuah situs lingkungan dari pemerintah New Zealand, memaparkan bahwa kualitas udara yang baik sangat penting bagi kesehatan manusia.
Rata-rata, seseorang menghirup sekitar 14.000 liter udara setiap hari, dan adanya pencemaran di udara dapat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, terutama orang dengan kondisi pernapasan dan jantung yang sudah ada sebelumnya.
Baca Juga: Update Covid-19; Virus Corona Bisa Hidup Sampai 5 Minggu di Saluran Pernapasan
Bahkan, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa efek kesehatan dari polusi udara sangat serius, di antaranya menyebabkan sepertiga kematian akibat stroke, kanker paru-paru dan penyakit jantung.
Oleh karenanya, meski situasi ini merupakan dampak dari wabah penyebaran virus corona (Covid-19), tetapi di sisi lain, kita bisa mengambil hikmah di mana bumi dan lingkungan menjadi lebih baik dengan tidak banyaknya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh manusia.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | WHO,katadata.co.id,Mfe.govt.nz |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar