Dr Chowdhury meninggal pada Rabu (8/4/2020) malam, setelah dirawat selama lebih dari dua minggu di rumah sakit.
Sebelum meninggal Dr Chowdhury diketahui sangat aktif menuntut Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk memenuhi kelengkapan APD bagi para tenaga medis National Healthcare System (NHS).
Dalam postingan diakun media sosial pada tanggal 18 Maret tersebut, dia menulis:
Baca Juga: PSBB Hari Pertama Kondusif, Ojek Online Resah dan Mengeluh
"Orang-orang menghargai dan memberi hormat kepada kami atas pekerjaan yang kami lakukan, hal tersebut sangat inspiratif tetapi saya ingin mengatakan bahwa kami harus melindungi diri sendiri dan keluarga/anak-anak kami dalam bencana/krisis global ini dengan menggunakan APD dan obat-obatan yang sesuai. Saya berharap kami (tenaga medis), setidaknya, berhak untuk mendapatkan dukungan minimal ini untuk praktik medis yang aman," tulis Dr Chowdury.
Sementara itu, Dr Golam Rahat Khan, seorang teman keluarga, mengatakan Dr Chowdhury sudah memiliki kekhawatiran tentang virus corona jauh sebelum virus itu mencapai Inggris.
"Dia memberi tahu saya dan teman-teman lain bahwa virus corona sangat berbahaya," kata Khan.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Sempat 26 Kali Erupsi dalam 2 Hari, LIPI Tegaskan Asal Muasal Suara Dentuman
Source | : | Kompas.com,hse.gov.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar