GridHealth.ID - Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19), pemerintah berinisiatif lakukan penyemprotan cairan disinfektan ke jalanan, kendaraan, maupun orang yang menaiki kendaraan.
Padahal, Kementrian Kesehatan dan World Health Organization (WHO) sudah memperingatkan tentang bahaya cairan disinfektan apabila mengenai tubuh manusia.
Baca Juga: Semprot Disinfektan Marak di Jalanan, Dinilai Sia-sia Oleh WHO
Sayangnya, tak semua wilayah mengindahkan peringatan tersebut.
Hingga akhirnya, cairan disinfektan dikabarkan mulai memakan korban.
Peristiwa ini terjadi di Surabaya, yang mana merupakan wilayah kepemimpinan Tri Rismaharini, selaku Wali Kota Surabaya.
Melansir TribunJatim, seorang pria bernama Nanang Suyono (50 tahun), mengaku didiagnosis oleh dokter spesialis mengalami pecah pembuluh darah mata.
Berdasarkan pengakuannya, Nanang terkena cairan disinfektan ketika melewati jalan Sememi, Surabaya saat berangkat kerja.
"Kemudian, saya menepikan kendaraannya dan memeriksa bagian Mata kiri saya yang tiba-tiba mengalami perih," ungkap Nanang, Jumat Siang (10/4/2020) mengutip TribunJatim.
Baca Juga: Semua Jenis Bilik Disinfektan Tak Terbukti Bunuh COVID-19, Kemenkes Sudah Edarkan Larangan
Satu jam setelah terkena cairan disinfektan, Nanang mulai merasa kemampuan matanya tak lagi normal seperti biasa. Penglihatannya mulai kabur, dan beberapa saat sempat buram.
Bahkan, Nanang mengaku, selama beberapa menit mata kirinya sempat gelap gulita dan kembali buram lagi.
Baca Juga: Bukannya Basmi Virus Corona, Campur Pemutih Pakaian Sebagai Disinfektan Justru Bahaya dan Mematikan
"Sehari setelah kejadian, saya ke dokter umum yang akhirnya memberikan rujukan ke dokter spesialis Mata. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter spesialis mendiagnosis ada pembuluh darah Mata yang pecah lantaran ada penyakit darah tinggi yang saya derita," ungkapnya.
Mengetahui hal tersebut, Nanang segera membantah. Sebab selama ini ia merasa tak pernah punya riwayat penyakit apapun. Baik darah tinggi maupun sakit mata.
Dalam kasus ini, Nanang menduga kuat bahwa cairan desinfektan yang saat itu disemprotkan petugas linmas Surabaya ke jalan raya, dan mengenai matanya menjadi penyebab dirinya kehilangan penglihatan di mata kirinya.
Baca Juga: Penggunaan Disinfektan Alih-alih Membunuh Virus Corona, Justru Terjadi Resistensi Virus dan Bakteri
Tak ingin kejadian ini dialami oleh orang lain, Nanang berharap petugas penyemprotan bisa memberi pengumuman terlebih dahulu sebelum melakukan penyemprotan.
"Seperti menghimbau untuk menutup kaca helm atau menutup kedua mata agar warga lainnya tak menjadi korban seperti saya," tuturnya.
Baca Juga: Alih-Alih Sterilkan Tubuh dari Covid-19, Penggunaan Bilik Desinfeksi Justru Membahayakan Kesehatan
Seperti diketahui, Surabaya merupakan wilayah yang masih terus melaksanakan kegiatan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Surabaya diketahui akan terus menggunakan bilik disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Hanya saja Pemkot Surabaya akan melakukan evaluasi terkait fasilitas bilik disinfektan ini.
Mengutip TribunKaltim, Senin (6/4/2020) lalu, Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan bahwa sebelum memutuskan menggunakan bilik disinfektan, telah dilakukan kajian dan berkonsultasi dengan pakar dan ahli di bidangnya.
Baca Juga: Beredar Informasi Penyemprotan Disinfektan Dosis Tingkat 1 Lewat Udara di DKI, Ini Faktanya
Bahkan, menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, disinfektan yang dipakai untuk di chamber atau bilik disifektan yang disediakan Pemkot Surabaya tergolong aman.
"Kita sudah konsultasi dengan Departemen Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, guru besar Bu Ratna kepala departemennya, beliau menyampaikan cairan disinfektan kita aman," kata Risma disela menerima bantuan 700 liter sabun Nuvo dari PT Wings Surya, Selasa (31/3/2020), dikutip dari TribunKaltim.
Risma menambahkan, ada dua macam disifektan yang dipakai.
Pertama yang di chamber atau bilik yang aman untuk manusia dan kedua yang memang khusus untuk lingkungan, yang disemprotkan oleh petugas PMK.
Pada jenis chamber atau bilik, Risma menegaskan bahwa cairan disinfektan yang dipakai tidak mengandung klorin.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Tribun Kaltim,Tribun Jatim |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar