"Banyak pasien yang tidak jujur kalau pernah bepergian ke daerah pandemik corona atau pernah bersentuhan dengan pasien corona," kata Ketua Lembaga Riset IDI, dr. Marhaen Hardjo Ph.D M.Biomed, dikutip dari Tempo.co.id.
"Mereka datang ke puskesmas atau rumah sakit dengan diagnosis bukan corona, padahal corona. Akhirnya, dokter kena juga karena ke tidak terbukanya pasien," katanya.
Lembaga riset IDI telah melakukan riset bahwa angka kematian dokter tinggi didapatkan lewat penanganan pasien yang bukan positif Covid-19, di rumah sakit rujukan.
Tapi, pasien yang sebenarnya sudah berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau positif, tapi tidak jujur akhirnya menularkan ke dokter.
Marhaen menjelaskan banyaknya tenaga medis yang menjadi korban di saat pandemi virus corona di Indonesia, selain kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), permasalahannya adalah pasien yang tidak jujur ketika datang memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas.
Baca Juga: Jangan Sembarangan Diet, Faktanya Bisa Lebih Membunuh dari Merokok!
Sampai saat ini, jumlah dokter yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 tercatat sebanyak 33 orang, termasuk dr. Bernedette Albertine Fransisca, spesialis THT yang berasal dari Makassar. Kematiannya menambah catatan panjang dokter meninggal karena virus corona.
Source | : | liputan 6,WebMD,tempo.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar