GridHealth.ID - Saat menjalankan puasa Ramadhan, tubuh cenderung terasa lemas, terlebih jika melakukan aktivitas yang berat dan padat.
Rasa lemas saat puasa disebabkan tubuh yang menguras banyak energi, oleh karenanya umat muslim disarankan untuk makan saat sahur dan berbuka dengan yang manis.
Baca Juga: Menu Sehat Buka Puasa Untuk Ibu Menyusui, Bergizi Khusus dan Lezat
Kendati demikian, saat buka puasa kita tetap harus mengutamakan konsumsi cairan tubuh tanpa perasa ketimbang langsung menyantap hidangan manis.
British Nutrition Foundation merekomendasikan buka puasa yang baik harus dimulai dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Caranya dengan meminum setidaknya dua gelas air putih (500 ml).
Baca Juga: Dahulukan Makan Kurma Saat Buka Puasa, Ternyata Ini Alasannya
Setelah itu, kita baru boleh mengonsumsi makanan yang mengandung gula untuk memulihkan energi.
Makanan dan minuman manis saat buka puasa identik dengan teh manis, kolak bersantan, kolang-kaling manis, hingga es campur.
Baca Juga: Puasa Ramadan Turunkan Kolesterol Secara Alami, Tak ada Korelasi Antara Lemak Makanan dan Kolesterol
Meski terasa nikmat dan segar, tetapi perlu diingat bahwa kandungan pada makanan tersebut tidak terlalu baik jika dikonsumsi berlebihan dan tidak terkontrol.
Baca Juga: Agar Anak Semangat Puasa, Sajikan Menu Buka Puasa yang Lezat dan Sehat
Guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Ari Fahrial Syam, menyebut banyak orang keliru menginterpretasikan maksud dari ‘berbuka dengan yang manis’.
“Berbuka dengan yang manis tapi jangan berlebihan, apalagi kalau manisnya berasal dari gula,” kata dr. Ari, dikutip dari dokter sehat, Rabu (25/8/2010).
Mengonsumsi makanan atau minuman manis memang baik dilakukan pada saat buka puasa, agar dapat segera memulihkan energi setelah seharian berpuasa.
Namun, kita perlu memilih asupan makanan dan minuman yang baik untuk tubuh.
Dr Ari mengatakan bahwa kandungan karbohidrat yang ada di dalam makanan dan minuman manis seperti teh manis, kolak bersantan, dan sebagainya bersifat sederhana.
Artinya, makanan dan minuman manis tersebut sangat mudah dipecah dan dicerna menjadi gula darah. Sehingga apabila gula dikonsumsi secara berlebih, maka gula darah akan melonjak dalam tubuh dan membuat orang mudah mengantuk, lemas dan menimbun lemak.
Baca Juga: Jangan Khawatir! Saat Puasa Kita Bisa Konsumsi Obat, Ini Aturannya
Sementara, dr. Ari menjelaskan bahwa kandungan karbohidrat dalam buah, seperti kurma merupakan karbohidrat kompleks.
Baca Juga: Penderita Hepatitis Boleh Berpuasa, Namun Bukan Hepatitis Jenis Ini
Karbohidrat kompleks akan lebih lambat dipecah atau dicerna menjadi gula darah, dengan demikian gula darah akan tetap stabil atau tidak mengalami fluktuasi yang tinggi.
Selain itu karbohidrat kompleks juga sangat membantu proses metabolisme energi tubuh.
Oleh karenanya, dr. Ari menyarankan agar kita tidak mengonsumi makanan atau minuman manis yang berasal dari gula secara berlebihan, baik pada saat buka puasa maupun sahur.
Baca Juga: Puasa Ramadan bagi Vegetarian, Cukupi Kebutuhan Gizi Optimal dari Makanan Fortifikasi
Hal ini dikarenakan makanan manis akan membuat tubuh melepaskan insulin dengan cepat sehingga memicu rasa lapar lebih cepat pula.
Sebaliknya, Dr Ari merekomendasikan untuk mengonsumsi rasa manis dari gula yang kompleks yang berasal dari buah-buahan, seperti kurma, madu atau gula aren.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | British Nutrition Foundation |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar