GridHEALTH.id - Di saat tak puasa saja, pasien diabetes terbatas pilihan makanannya alias tidak bisa makan sembarangan. Melanggar pantangan bisa berakibat penyakit diabetesnya semakin parah.
Di bulan Ramadan, kebanyakan dokter membolehkan pasien diabetes berpuasa, asalkan sudah berkonsultasi sebelumnya, dan tidak berisiko menderita hipoglikemia (turunnya kadar gula darah secara drastis yang bisa membahayakan nyawa).
Perlu diketahui, frekuensi makan akan tetap dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, hanya saja waktunya yang bergeser. Makan pagi diganti makan saat sahur.
Kemudian, makan siang adalah saat buka puasa dan yang terakhir adalah makan setelah salat tarawih.
Pada saat buka dan sahur, mereka disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik yang rendah agar pelepasan gula darah dari dalam makanan perlahan sehingga rasa kenyang pun menjadi lebih lama serta lebih berenergi untuk melakukan aktivitas.
Pelepasan gula darah secara perlahan dari makanan yang dikonsumsi saat sahur dapat menstabilisasi kadar gula darah diabetes sehingga setelah makan kadar gula darah tidak langsung meningkat secara signifikan. Kondisi ini juga berbahaya buat pasien diabetes.
Baca Juga: Pasien Diabetes Harus Tetap Kontrol ke Dokter Selama Pandemi Covid-19
Baca Juga: Akibat Anak Hidungnya Tersumbat, Orangtua Sedot Ingus , Bisa Merusak Rongga Hidung!
Sedangkan yang dimaksud dengan indeks glikemik adalah kemampuan makanan dalam meningkatkan gula darah.
Semakin rendah indeks glikemik yang dimiliki oleh suatu makana atau minuman, maka semakin baik pula makanan tersebut dikonsumsi oleh diabetes.
Penderita diabetes memiliki gangguan dalam produksi dan kerja hormon insulin sehingga kadar gula dalam darah meningkat.
Oleh karena itu, makanan untuk diabetes yang dijadikan menu berbuka dapat memberikan rasa kenyang dalam waktu lama dan tidak menaikkan kadar gula darah.
Contoh makanan dengan indeks glikemik rendah sekaligus kaya serat antara lain sereal gandum, sayuran hijau, buah-buahan,ubi, gandum, jagung ataupun beras merah.
Disarankan makanan tinggi protein dan antioksidan seperti susu, ikan laut, telur, daging dan buah-buahan.
Biasanya saat buka puasa disajikan kurma. Kurma mengandung fruktosa dalam jumlah tinggi, kurma juga mengandung serat dan nutrisi seperti vitamin A, K, dan B-kompleks, zat besi, kalsium, natrium, kalium, magnesium, serta seng yang baik untuk tubuh.
Baca Juga: Persiapan Mengajak Bayi Bepergian, Bekal Makanan Paling Penting!
Namun kurma yang dikeringkan dan dijual biasanya mengandung gula. Oleh sebab itu cukup mengonsumsi dua hingga tiga buah saja.
Untuk teh manis dengan gula pasir, baiknya dihindari. Rasa manis dari gula pasir bisa diganti dengan gula pengganti seperti sukralosa. Sukralosa ini adalah gula tebu yang sudah diolah dengan teknologi tinggi sehingga aman dan alami serta 0 (nol) kalori.
Perlu diketahui juga bahwa pasien diabetes juga perlu sangat hati-hati di musim pandemi Covid-19. Mereka termasuk kelompok yang berisiko terinfeksi virus ini.
Baca Juga: Pasien Kanker Butuh Makanan Ini Agar Penyakitnya Tidak Bertambah Parah
Baca Juga: Manfaat Tinta Cumi, Dari Penyedap Masakan Hingga Antioksidan
Oleh sebab itu asupa makanan perlu diperhatikan agar gula darah dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat membantu menjaga imunitas tubuh diabetes menghadapi virus. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Tribun News,fimela.com,American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar