"Ada penelitian di China, dari 10 pasien itu semuanya sudah di-skrining, ada satu pasien yang alergi hanya mengalami kemerahan pada kulit, dan kemudian setelah itu hilang." katanya.
"Itu adalah reaksi yang kadang-kadang terjadi pada transfusi darah juga, misalnya peningkatan suhu tubuh sebentar kemudian turun atau kemerahan. Tetapi pasien-pasien yang lain tidak mengalami hal seperti alergi sampai alergi yang parah itu tidak." tambahnya.
Baca Juga: Ramai Terapi Konvalesen untuk Obati Covid-19, Darah Pasien Sembuh Kini Sudah Diperjualbelikan
Dengan demikian, dr Monica kembali menegaskan pelaksaan terapi plasma konvalesen dilakukan secara ketat sesuai dengan prosedur.
"Asal dengan syarat, kriteria donor dan aturannya harus dilakukan dan dituruti dengan standar tertinggi."(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar