Sehingga keinginan untuk melakukan tindakan mencuri menjadi sangat kuat, membuat seseorang mungkin akan melakukannya lagi dan lagi.
Ketika berada dalam kondisi yang demikian, mereka memiliki dorongan yang besar untuk mencuri dan tak bisa ditahan.
Bagi orang dengan ganguan kleptomania, tindakan mencuri dapat mengurangi stres dan ketegangan yang dialami individu. Bahkan, dengan seiring waktu akan terbiasa mencuri untuk menghilangkan rasa stres.
3. Pendekatan Biologis
Perilaku pencurian mungkin terkait dengan wilayah spesifik otak dan kemungkinan disregulasi neurotransmiter tertentu.
Penelitian tahun 2006 dalam Psychiatry Research: Neuroimaging, telah mengaitkan munculnya kleptomania dengan disfungsi di lobus frontal otak, yaitu bagian terdepan otak yang terletak tepat di belakang dahi.
Berdasarkan dua kasus yang dilaporkan, trauma tumpul atau trauma fisik pada anggota tubuh mengakibatkan gejala fisik seperti pusing, gejala perilaku seperti agresi, dan gejala kognitif seperti kehilangan ingatan diikuti oleh kemunculan tiba-tiba hasrat terkait kleptomania.
Baca Juga: Cegah Stres di Tengah Pandemi Covid-19, Berikut Arahan dari Kemenkes
Kondisi kleptomania dapat terjadi sendiri, tetapi sering juga muncul bersamaan dengan kondisi lain.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Verrywellmind,American Psychiatric Association |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar