"Yang kami diskusikan juga terkait bagaimana psikologis tentang menjaga dan mengatur jarak sebagai bagian dari normal yang baru. Hal itu tetap kita terapkan," Yuri menekankan.
"Pastikan siapapun yang berada di fasilitas umum, misalnya, di pusat pertokoan, supermarket atau mungkin berada di mal adalah orang-orang yang kita yakini secara selektif dan bisa dilihat bahwa dia adalah orang yang sehat. Tentunya, salah satu indikator yang harus kita lakukan adalah mengukur suhu tubuh."
Contoh lain, di kawasan industri. Bagaimana mengatur jarak dan tetap mempertahankan pekerja yang sehat, apakah akan melakukan selektif pada industri yang memang diizinkan untuk mempekerjakan orang-orang yang punya daya tahan tubuh cukup bagus.
"Ya, misalnya, pada kelompok orang di bawah usia 45 tahun. Hari demi hari tentunya kita akan melakukan monitoring dan evaluasi, sehingga progresnya nanti akan bisa kita nilai, apakah langkah yang diambil sudah tepat," ujar Yuri.
Yuri menambahkan, agar masyarakat mematuhi norma sehat dengan selalu rajin mencuci tangan. Baik ruang kerja maupun fasilitas umum ada kemudahan akses untuk cuci tangan menggunakan sabun.
"Kita pun juga akan berpikir tentang bagaimana transportasi umum dan seterusnya. Parameter-parameter ini tentunya tidak akan sama untuk tiap-tiap provinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu, kajian data yang komprehensif dari masing-masing daerah sampai tingkat provinsi pasti akan dibutuhkan," tambahnya.
Baca Juga: Berlebaran Asyik Menyantap Masakan Pedas, Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh
Baca Juga: Alasan Ilmiah Mengapa Kecanduan Gula dan Bagaimana Cara Mengendalikan
"Inilah yang nantinya akan menjadi monitoring kita secara terus-menerus. Intensitasnya akan berbeda dari masing-masing kabupaten/kota karena tergantung dari status gambaran epidemiologinya," pungkas Ahmad Yurianto.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,yahoo.com,liputan 6 |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar