GridHEALTH.id - Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2018, diperkirakan bahwa setiap 40 detik, seseorang di dunia melakukan bunuh diri.
Angka tersebut setara dengan 800.000 juta jiwa setiap tahun yang kehilangan nyawa akibat bunuh diri.
Laporan tersebut menunjukkan makin banyak orang yang berpikir melakukan tindakan bunuh diri. Salah satu pemicu bunuh diri adalah adanya depresi.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, dimana dikabarkan seorang polisi ditermukan tewas bunuh diri di rumahnya di Dusun V, Desa Gempolan, Kecamatan Sei Bamban, Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, Rabu (3/6/2020).
Polisi tersebut diketahui merupakan Anggota Polsek Rambutan, Polres Tebing Tinggi, bernama Bripka Mangara Alva Pasaribu (36).
Baca Juga: Tak Punya Kuota Untuk Ikuti Kelas Online Selama Pandemi, Siswa Ini Depresi dan Nekat Bunuh Diri
Baca Juga: Kapolri Idham Azis Geram Tahu Anak Buahnya Tak Pakai Masker; Mutasi, Harus Keluar!
Menurut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengungkap bahwa motif bunuh diri karena terlilit hutang.
Tatan mengatakan, Mangara depresi tak bisa melunasi hutang hingga akhirnya memilih bunuh diri.
“Motifnya karena banyak utang, kemudian tak sanggup melakukan pembayaran kemudian depresi,” kata Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan ketika dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (11/6/2020) siang.
Baca Juga: Jika Kasus Virus Corona Terus Meningkat, Benarkah PSBB Terancam Diterapkan Lagi?
Sementara itu, menurut keterangan adik Mangara, Ronal Nikson Pasaribu (33) sebenarnya sudah meminta sang kakak untuk tidak melakukan aksi nekatnya itu. Namun, Mangera tak mengindahkan pesan sang adik.
Baca Juga: Peserta Perlu Siap-siap, Mengaku Merugi Terus Nantinya BPJS Hanya Layani Kebutuhan Dasar Kesehatan
Tatan menjelaskan Mangara mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya sendiri dengan pistol.
"Korban melakukan bunuh diri dengan menggunakan senpi dinas Polri jenis revolver," ujar Tatan Rabu (3/6/2020) siang.
Nahasnya peristiwa bunuh diri itu terjadi di depan sang adik, Ronal.
Baca Juga: Provokator Gunakan Isu Konspirasi Untuk Jemput Paksa Jenazah PDP Corona di Makassar
Beberapa waktu kemudian, Polres Sergai dan Polres Tebing Tinggi mendatangi lokasi.
Pihak kepolisian langsung melakukan olah TKP dan menyelidiki motif korban bunuh diri.
Melihat peristiwa tersebut, seseorang yang mengalami tekanan seperti Mangara memang rentan mengalami depresi hingga tak jarang menyebabkan keinginan untuk bunuh diri.
Dilansir dari WebMD, depresi merupakan salah satu penyakit mental, namun gejalanya agak sulit dikenali atau disadari.
Biasanya seseorang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, namun ia tidak tahu cara keluar dari masalah.
Ciri-ciri orang yang mengalami depresi berat antara lain merasa putus asa, suasana hati yang buruk, merasa lelah, atau kehilangan minat dan motivasi dalam hidup.
Ciri tersebut dapat memberi dampak buruk bagi kehidupan orang tersebut secara menyeluruh. Pada akhirnya, hal ini dapat memicu seseorang untuk lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri.
Meski begitu tindakan tersebut bukanlah keputusan yang bijak, sebab bunuh diri jelas bukanlah jalan keluar dari masalah.(*)
Baca Juga: Jaga Jarak Disebut Turunkan Risiko Penularan Virus Corona 85%, Berapa Jarak yang Dianggap Aman?
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar