Meskipun ada kemungkinan bahwa seorang remaja yang hamil dapat mengalami kehamilan yang sehat dan menjadi orangtua yang baik, namun banyak remaja yang hamil dan mengasuh anak bergulat dengan berbagai stresor, risiko kesehatan, dan masalah rumit lainnya.
Dikutip dari laman WHO, komplikasi kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama kematian di antara anak perempuan berusia 15-19 tahun secara global, dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah bertanggung jawab atas 99% kematian ibu secara global pada perempuan berusia 15-49 tahun.
Baca Juga: Ngidam Palsu, Nenek 78 Tahun di Bogor Ngaku Hamil 5 Bulan, Ternyata Ini Faktanya
Ibu remaja berusia 10-19 tahun tahun menghadapi risiko eklampsia yang lebih tinggi, endometritis nifas, dan infeksi sistemik dibandingkan wanita berusia 20-24 tahun.
Selain itu, sekitar 3,9 juta aborsi yang tidak aman di antara anak perempuan berusia 15-19 tahun terjadi setiap tahun, berkontribusi terhadap kematian ibu, morbiditas, dan masalah kesehatan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Tak Hanya Kasus Covid-19 yang Meningkat di Jawa Timur, Jumlah Perempuan Hamil Pun Mengalami Lonjakan
Melahirkan dini dapat meningkatkan risiko bagi bayi baru lahir dan juga ibu muda, seperti bayi berisiko lebih tinggi dari berat lahir rendah, kelahiran prematur dan kondisi neonatal yang parah. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | WHO,kompas,TribunJabar.id,nationwidechildrens.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar