Prof Kevin McConway, ahli statistik terapan di Universitas Terbuka, melangkah lebih jauh dan menyebut analisis WHO tidak tepat.
"Hasil dari studi yang diminta WHO itu tidak boleh digunakan dalam argumen tentang seberapa besar risiko in feksi pada jarak minimum 1 meter dibandingkan dengan 2 meter," kata McConway.
Studi pelonggaran jarak fisik itu dipublikasikan di Lancet yang kemudian mendapat kecaman dari para ahli.
Para ilmuwan mengkhawatirkan, bahwa beberapa karya ilmiah di tengah pandemi ditinjau dan diterbitkan terlalu cepat.
Awal Juni, Lancet dan New England Journal of Medicine, dipaksa untuk menarik kembali studi virus corona setelah kelemahan di penelitian muncul.
Studi tersebut adalah yang mengatakan bahwa obat antimalaria tertentu dapat menyembuhkan Covid-19, padahal ternyata disimpulkan bahwa obat tersebut sebenarnya berbahaya bagi pasien.
Sedangkan penelitian lain menemukan bahwa beberapa obat tekanan darah tidak meningkatkan risiko Covid-19 bahkan bersifat melindungi yang ternyata diragukan efektivitasnya.
Source | : | The Guardian,WHO,Gridhealth.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar