Selain itu, Kenda tinggal di lingkungan pendidikan di mana seksualitas tidak pernah diajarkan dengan baik.
Karena terus gagal melakukan hubungan intim, Kenda memutuskan untuk meminta pendapat pada ibunya, dan mengatakan mungkin selaput daranya tebal.
Jadi sulit bagi pria untuk berhubungn intim dengan Kenda.
Merasa jawaban itu belum memecahkan masalahnya, Kenda meminta saran pada ibu mertuanya, lalu dia dibawa ke tempat neneknya, namun mereka belum menemukan hasilnya.
Baca Juga: Update Covid-19; Kolombia Tembus Angka 50.000 Kasus Virus Corona, Ekuador Menyusul
Suami Kenda frustasi dan marah, karena gagal mendapatkan keperawanan istrinya, sementara itu Kenda juga tak jarang menolak berhubungn intim.
Kemudian, 5 tahun kemudian setelah pernikahan itu, sang istri pergi ke dokter, ternyata dokter menemukan bahwa kenda menderita kejang vagina alias vaginismus.
Menurut seorang dokter spesialis kandungan dari Bamed Healthcare, dr. Ni Komang Yeni, SpOG menyatakan bahwa vaginismus memang bisa menyebabkan gagalnya pernikahan.
Baca Juga: Makanan Keasinan, Begini Cara Mengurangi Kelebihan Garam dalam Makanan
Source | : | Gridhealth.id,TribunCirebon.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar