- Tanda-tanda infeksi (misalnya, demam, sakit tenggorokan persisten)
- Nyeri tulang atau persendian
- Peningkatan haus, sering buang air kecil
- Detak jantung cepat/lambat/tidak teratur
- Nyeri/tekanan mata
Baca Juga: Ahli Kesehatan Ungkap DKI Jakarta Belum Mencapai Puncak Pandemi Covid-19, Prediksinya Bulan Agustus
- Gangguan penglihatan
- Pembengkakan di beberapa area tubuh, seperti wajah, kaki, pergelangan kaki
- Gejala perdarahan lambung atau usus (seperti sakit perut, tinja hitam, muntah yang terlihat seperti bubuk kopi)
- Perubahan mental atau suasana hati (mis. depresi, perubahan suasana hati, agitasi)
- Pertumbuhan rambut dan kulit yang tidak biasa
- Nyeri atau kram otot, kelemahan, mudah memar atau berdarah
- Penyembuhan luka lambat, kulit menipis, kejang.
Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi.
Namun, segera cari pertolongan medis jika melihat gejala reaksi alergi serius, seperti ruam, gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah, tenggorokan), pusing parah, kesulitan bernapas.
Sementara itu, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO menyatakan ucapan terima kasih dan dukungan untuk Universitas Oxford yang telah menyelamatkan nyawa ribuan pasien Covid-19 dengan menggunakan obat dexamethasone.
"Ini adalah berita bagus dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan banyak rumah sakit dan pasien di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang menyelamatkan jiwa ini," ujar Ghebreyesus. (*)
#hadapicorona
Source | : | WebMD,WHO,The Jakarta Post |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar