Dilansir dari Nytimes, pada bulan Mei, Aliansi untuk International Medical Action, atau Alima, merawat 123 pasien Covid-19 di Republik Demokratik Kongo, kata Dr. Baweye Mayoum Barka, perwakilan badan amal di Kinshasa.
Dari jumlah itu, 56 di antaranya membutuhkan oksigen, namun peralatan yang tersedia tidaklah mencukupi.
"Jadi, sayangnya, ada 26 kematian, 70% dari mereka dalam waktu kurang dari 24 jam," kata Dr. Barka.
"Saya tidak bisa mengatakan mereka semua kekurangan oksigen, tetapi itu berperan."
Baca Juga: Pengakuan Jujur Dokter Spesilias Paru dan Pernapasan selama Merawat Pasien Corona
Alima membutuhkan 40 konsentrator oksigen, tetapi agensi hanya memiliki delapan, katanya. Karena sulit untuk memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, maka beberapa pasien dinyatakan meninggal usai menunggu dan terengah-engah.
Di Kongo, banyak pasien Covid-19 tiba di rumah sakit dengan tingkat oksigen darah sangat rendah bahkan ada yang mencapai 60%, tingkat itu jauh dari angka normal sehingga dalam kondisi tersebut pasien biasanya harus memakai ventilator untuk bertahan hidup.
Source | : | The Guardian,Nytimes.com |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar