GridHEALTH.id - Aksi sujud Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini sempat menjadi perbincangan hangat publik tanah air, bahkan viral di media sosial.
Hal ini diketahui dilakukan Risma setelah mendengar keluhan dari Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) RSUD dr Soetomo, dr Sudarsono.
Sudarsono mengeluhkan jumlah pasien positif Covid-19 yang melebihi kapasitas di RSUD Dr Soetomo.
Baca Juga: Siap-siap! Iuran BPJS Kesehatan Naik Lagi Gampir 100 Persen per 1 Juli 2020
Selain itu, Sudarsono menyebut masih banyak warga Surabaya yang tak mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Risma pun menjelaskan bahwa sudah berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan pihak RSUD dr Soetomo.
Namun, ketika hendak mengirimkan bantuan alat pelindung diri (APD), pihak rumah sakit Dr Soetomo menolaknya.
Menanggapi pernyataan Risma tersebut, Dirut RSUD dr Soetomo, Joni Wahyudi pun angkat bicara mengenai penolakan bantuan APD ini.
Baca Juga: Gelombang Kedua Menyerang Kota Suci, Betlehem Kembali Umumkan Lockdown
Baca Juga: Gelombang Kedua Menyerang Kota Suci, Betlehem Kembali Umumkan Lockdown
Dilansir dari Kompas.com (30/6/2020), Joni mengatakan alasan pihaknya menolak bantuan APD tersebut karena persediaan di gudang RSUD Dr Soetomo masih melimpah.
"Lebih baik diperbantukan untuk rumah sakit rujukan yang kekurangan APD, kan masih banyak rumah sakit rujukan yang saat ini kekurangan APD," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (29/6/2020) malam.
Joni juga membantah menolak bantuan APD dari Pemkot Surabaya karena alasan tertentu.
Menurutnya saat ini APD untuk tenaga medis di RSUD telah menumpuk di gudang.
Baca Juga: Sering Berhubungan Badan dengan Waria, Pemuda ini Jadi Predator Anak di Bangka
Padahal, dirinya menghindari penumpukan APD untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan seperti kehilangan dan kebakaran.
Selain itu Joni juga mengatakan RSUD dr Soetomo telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, termasuk APD.
Bahkan, ada pihak yang ingin menyumbang uang untuk membantu operasional di RSUD Dr Soetomo.
Baca Juga: Oleh-oleh Khas Kota Hujan Bogor ini Baik Untuk Penderita Diabetes, Kaya Gizi Stabilkan Gula Darah
Baca Juga: Sudahkah Sarapan Hari Ini? Jika Pisang Menunya, 3 Manfaat Kesehatan Ini yang Didapat
Namun, kata Joni, bantuan itu ditolak pihaknya.
"Karena bantuan tidak boleh berupa uang, semua catatan sumbangan ada karena KPK meminta semua sumbangan dicatat dan diunggah di media sosial," kata Joni.
Seperti diketahui, Surabaya masih menjadi penyumbang kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Timur.
Dari data terbaru yang diperoleh dari laman infocovid-19.jatimprov.go.id, terdapat 95 kasus baru di Surabaya.
Baca Juga: 'Bos' WHO Dikabarkan Tiba-tiba Minta Maaf Soal Covid-19, Ada Apa?
Penambahan ini membuat total pasien positif Covid-19 di Surabaya menjadi 5605 kasus.
Kendati demikian, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 juga terus bertambah.
Terbaru, sebanyak 76 pasien dinyatakan sembuh.
Dengan demikian, rincian kasus Covid-19 di Surabaya menjadi 2857 pasien dalam masa perawatan, 2314 pasien sembuh, dan 434 pasien meninggal dunia.(*)
Baca Juga: Disetujui FDA, Nyatanya Masker Transparan Belum Tentu Menyaring Virus Corona
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,infocovid-19.jatimprov.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar