GridHEALTH.id - Baru-baru ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan jika kemungkinan pembelajaran jarah jauh akan menjadi permanen.
Seperti diketahui, sejak kemunculan virus corona (Covid-19) di Tanah Air, Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk sekolah dari rumah sejak pertengahan Maret 2020.
Baca Juga: Sekolah Akan Dibuka Awal Tahun 2021, IDAI Berikan Anjuran Belajar Mengajar saat Pandemi Covid-19
Melalui pembelajaran jarak jauh dari rumah ini, pemerintah berharap angka penularan virus corona pada anak akan menurun.
Sayangnya, sebagian orangtua menyatakan bahwa para anaknya mengalami kebosanan yang luar biasa.
Baca Juga: Kapolri Cabut Larangan Berkerumun, Unjuk Rasa Diperbolehkan Asal dengan Satu Syarat
Terutama bagi para ibu yang mendengar keputusan terbaru Mendikbud Nadiem Makarim terkait pembelajaran jarak jauh.
Diketahui, Mendikbu Nadiem mengatakan kegiatan pembelajaran siswa yang selama ini dilakukan dengan jarak jauh masih akan berlanjut.
Terlebih di tengah situasi pandemi wabah virus corona atau Covid-19, bahkan metode pembelajaran demikian tampaknya bakal dipermanenkan.
"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, dikutip dari Kompas TV, Kamis (2/7/2020).
Sementara itu, seorang warganet yang diketahui merupakan wali murid, mengeluhkan keresahannya jika proses pembelajaran ini akan diperpanjang.
"Duh anakku udah super bosan di rumah," ungkap seorang ibu medis sosial Facebook.
Tak dapat dipungkiri, sekolah dari rumah tanpa bertatap muka langsung dengan guru dan teman sebaya memang membuat anak jenuh dan bosan.
Melansir laman American Pediatrics Association, kebosanan pada anak-anak dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, seperti tantrum, anak mudah marah, kehilangan minat, kebingungan memahami instruksi, atau takut melakukan kesalahan.
Hal ini bisa disebabkan oleh adanya pengulangan kegiatan terlalu banyak waktu, bahkan merasa tidak dapat mencoba pendekatan baru untuk kegiatan tersebut.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Orang Berkulit Gelap Butuh Lebih Banyak Terkena Sinar Matahari saat Berjemur
Namun kebosanan pada anak dapat disembuhkan dengan mencoba mengajaknya bermain permainan edukatif, seperti berjoget, bermain tebak-tebakan, membuat kerajinan tangan, atau memasak bersama.
Kendati demikian, menghilangkan kebosanan pada anak ini tidak sepenuhnya berhasil.
Namun orangtua dapat melakukan video call bersama teman sebayanya agar meningkatkan semangat belajar di saat pandemi Covid-19 ini.
Sementara anak-anak mengalami rasa bosan yang memuncak saat pandemi, ibu-ibu lainnya merasa menyerah membantu anak-anaknya sekolah di rumah dengan tugas yang sangat banyak.
"Guru kasih tugas-tugas sama keterangan sekadarnya, emang saya dukun bisa langsung paham, langsung mengerti maksud isi hati para guru, banyak banget lagi tugasnya," kata ibu-ibu lainnya.
Baca Juga: Wanita Jangan Takut Lagi Pasang Alat Kontrasepsi Spiral di Masa Pandemi, Ini Kata Kepala BKKBN
Ayo semangat para orangtua untuk membantu menghilangkan rasa bosan pada anak saat pandemi Covid-19.
Dan, jangan menyerah untuk membantu anak selama melakukan pembelajaran jarak jauh. (*)
Baca Juga: Pasien Covid-19 Dinyatakan Sembuh, Tetapi Tiba-tiba Terserang Penyakit Aneh
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | Facebook,Kompas TV,American Pediatrics Association |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar