Baca Juga: Studi: Penderita Psoriasis Juga Berisiko Alami Penyakit Sendi
Adanya perbedaan variasi waktu keluarnya hasil ini menurutnya, tidak akan menjamin seseorang tidak terpapar selama periode menunggu hasil tersebut.
Atau misal ketika seseorang dinyatakan positif, padahal sebetulnya ia telah melewati waktu untuk sembuh selama menunggu hasil.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti mengenai tidak adanya kejelasan dalam edaran tersebut mengenai manakah patokan waktu dua minggu masa berlaku tes PCR yang digunakan.
Apakah dimulai dari saat sampel diambil atau dari saat hasil keluar.
Baca Juga: Sering Bisulan? Hentikan dengan Mengurangi dan Stop Aneka Makanan Ini
Rapid test sensitivitas rendah
Adapun terkait poin rapid test, dia menyampaikan rapid test antibodi memiliki sensitivitas yang rendah.
Sehingga akan memunculkan kemungkinan terjadi false negatif dan false positif yang lebih besar.
Dia mencontohkan, seseorang bisa saja dinyatakan tidak reaktif rapid akan tetapi karena muncul false negatif, saat ditest dengan swab hasilnya positif.
“Memang rapid dibilang jelek semua, nggak ya. Yang oke lumayan ada. Tapi walaupun ada nggak tinggi-tinggi banget.
Tetep ada false negatif dan false positif.
False negatif itu misal rapid non reaktif ternyata swab positif. Nah kan mubadzir, sayang,” ujar dia.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar