Lebih lanjut Aryati menyampaikan, pihaknya menimbau untuk melakukan penjajakan pemeriksaan Test Molekuler (TCM) PCR Virus SARS-CoV-2 atau pemeriksaan antigen virus SARS-CoV-2 dengan sampel swab atau saliva di stasiun atau bandara sesaat sebelum seseorang akan melakukan perjalanan.
“Jangan sampai yang terbang yang positif. Sediakan (TCM PCR) di bandara,” ucapnya.
Aryati menjelaskan TCM PCR memiliki waktu cepat dalam mendiagnosis virus dibandingkan dengan mode PCR lama.
Sehingga menurutnya apabila disediakan di bandara, sebelum pesawat berangkat misalnya pemeriksaan bisa dilakukan sebelum keberangkatan.
Lab standar Meski demikian usulan penjajakan TCM PCR ini dia menekankan bukan sekedar pengadaan lab di sana, akan tetapi dilakukan dengan mempertimbangkan pembuatan laboratorium yang benar-benar memenuhi standar, dari alat dan SOP sehingga tidak berisiko memperparah penyebaran virus.
“Kalau memang itu tujuan pemerintah untuk mencegah penularan itu lebih tepat,” ujar dia.
Adapun masukan lain yang disampaikan Aryati adalah mengenai pengetatan protokol kesehatan termasuk masker, cuci tangan, face shield dan jaga jarak selama dalam perjalanan.
Selain itu juga dilengkapi dengan pengukuran suhu dan pengukuran saturasi oksigen menggunakan Fingertip Pulse Oximeter yang menurutnya bukanlah sesuatu yang mahal.
Selain itu juga penjagaan sirkulasi udara termasuk di kendaraan maupun pesawat udara dengan penggunaan penyaring udara seperti Hepa Filter.(*)
Baca Juga: 6 Makanan Penyebab - Pemicu Gagal Ginjal, Seperti Diderita Eko DJ yang juga Derita Sakit Jantung
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perhimpunan Dokter Patologi Tak Sarankan Rapid Test dan PCR untuk Syarat Perjalanan"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar