Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 yang penularannya semakin liar dibutuhkan diagnosis yang lebih akurat agar penanganannya tepat.
"Kalau satu Pemerintah Daerah mau berhasil jalan yang instan adalah PCR dan buang rapid test. Karena ada risiko lolos tadi, rapid test idealnya 2x periksa tapi kalau sudah sekali mana mau mereka tes lagi?" kata Andani.
Menurutnya saat ini labotorium yang ia kelola telah menerima spesimen dari daerah lain.
Baca Juga: Hasil Investigasi AS dan Sajikan Bukti, Virus Corona Hasil Kebocoran Laboratorium di Wuhan
Untuk mengapresiasi kerja berat ini Andani bahkan memberikan honor pribadinya untuk para pekerja laboratoriumnya, yang bisa menyelesaikan lebih dari 3.000 spesimen per hari.
Andani mengatakan hasil analisis PCR hanya membutuhkan waktu 1,5 jam, yang membutuhkan waktu lama adalah isolasi RNA, bagian inilah yang membutuhkan banyak sumber daya manusia.
"Kalau (laboratorium) cuma periksa 100-200 mending tutup saja lah, karena harus ada komitmen laboratorium dibangun untuk masyarakat. Saya bilang pada Pak Doni (Kepala BNPB) kalau cuma 100-200 spesimen mendingan merger saja," tegasnya.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | The Guardian,CNBC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar