GridHEALTH.id - Di atap teras rumah di Bercham, Ipoh, Malaysia, seorang bayi berjenis kelamin laki-laki dengan tali pusat masih melekat ditemukan hidup dan berlumuran darah .
Insiden malang yang menimpa bayi tersebut terjadi pada Sabtu (18/7/2020), seperti dilaporkan Channel News Asia.
Polisi diberitahu tentang kejadian itu sekitar pukul 12.35 siang oleh seorang anggota masyarakat, kata kepala kepolisian distrik Ipoh A Asmadi Abdul Aziz.
"Seorang saksi, yang juga tetangga tersangka mendengar bunyi gedebuk di belakang rumahnya dan menemukan bayi itu," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bayi yang baru lahir itu diyakini telah dilempar dari jendela oleh ibunya yang berusia 16 tahun.
“Bayi itu ditemukan di atas teras rumah tetangga. Jarak antara kamar ibu dan teras tetangga sekitar 9m, "katanya.
Baca Juga: Berantas Stunting; Saat Remaja Diet Sembarangan, Berpotensi Kelak Lahirkan Anak Stunting
Berdasarkan investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, ibu dari bayi itu diduga tengah mengandung bayinya tanpa diketahui pihak keluarga.
“Investigasi awal kami menunjukkan bahwa ibu bayi malang tersebut pindah ke sini dari Gua Batu sekitar sebulan yang lalu. Ibu dan dua saudara kandungnya tidak sadar dia hamil. Dia hanya memberi tahu ibunya bahwa dia sedang menstruasi," ujarnya.
Kepala polisi tersebut mengatakan bahwa noda darah ditemukan di kisi-kisi jendela dan seprai di kamar tidur remaja.
Bayi itu menderita cedera kepala kritis dan tengah menerima perawatan di unit perawatan intensif neonatal Rumah Sakit Raja Permaisuri Bainun.
"Kami belum mendapatkan pernyataan lebih lanjut darinya karena dia saat ini berada di ruang operasi di rumah sakit yang sama setelah kehilangan darah karena melahirkan. Kami juga menemukan jejak darah di bingkai jendela kamarnya serta di sprei," tambah ACP A. Asmadi.
Baca Juga: Siswi SMP di Cimahi Lahirkan dan Buang Bayinya, Bukti Angka Kehamilan Pada Remaja Masih Tinggi
Baca Juga: Ibu Hamil Sakit Jantung Wajib Waspada Jika Temukan Tanda-tanda Berikut
Kasus ibu hamil berusia remaja memang bukan sekali ini terjadi. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya diperkirakan 21 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun di negara berkembang hamil dan sekitar 12 juta di antaranya melahirkan.
Ada pun setidaknya 777.000 kelahiran terjadi pada anak perempuan remaja yang berusia kurang dari 15 tahun di negara berkembang.
Perkiraan tingkat kesuburan spesifik remaja global telah menurun sebesar 11,6% selama 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Memang Benar Nyamuk Ikut Tularkan Covid-19? Begini Kata Ahli
Namun, ada perbedaan besar dalam tingkat di seluruh wilayah. Tingkat kesuburan remaja di Asia Timur, misalnya, adalah 7,1 sedangkan tingkat yang sesuai di Afrika Tengah adalah 129,5.
Kehamilan pada remaja tak dipungkiri berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi terlalu dini, dengan berat lahir rendah dan, yang lebih tragis, risiko kematian yang lebih tinggi.
Baca Juga: Ketahui Secepatnya Tanda Hamil Muda, Ibu di Bawah 21 Tahun Risikonya Efek Domino
Dikutip dari National Wide Children, ada berbagai risiko kehamilan pada remaja:
- Jika kehamilan tidak direncanakan, sang ibu mungkin tidak mendapatkan perawatan pranatal yang ia dan bayinya butuhkan atau bahkan mungkin tidak cukup sehat untuk bisa melahirkan anak sampai cukup bulan.
- Remaja sering tidak siap dengan kenyataan yang terlibat dalam mengasuh bayi. Seringkali, hubungan yang kompleks dan beban keuangan yang dikombinasikan dengan keseimbangan sekolah dan pengasuhan anak membuat stres dan dapat membahayakan bayi baru lahir.
Baca Juga: 99 % Tanda Hamil Muda Salah Satunya Adalah Sering Buang Air Kecil
- Remaja yang sedang hamil atau membesarkan bayi mengalami kesulitan menyelesaikan sekolah. Hanya 3% remaja yang memiliki bayi yang menerima ijazah perguruan tinggi mereka sebelum usia 30 tahun.
- Banyak orang tua remaja yang lajang. Menjadi orang tua tunggal dapat memiliki tekanan finansial dan emosional dan orang tua yang stres menempatkan bayi pada risiko.
Baca Juga: Hentikan 2 Hal Sepele Ini, Ibu Muda Ini Berhasil Turun 17 Kg, Lihat Caranya!
- Orang tua sering membutuhkan sumber daya untuk membantu mereka menavigasi kesejahteraan dan perkembangan anak mereka. Namun, remaja mungkin tidak menyadari jenis bantuan ini.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Channel News Asia,WHO,nationwidechildrens.org |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar