GridHEALTH.id - Sejak Selasa (21/7/2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 resmi dibubarkan, dan diganti dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Berbagai prombakan pun nyatanya dilakukan.
Baca Juga: Achmad Yurianto Dicopot dari Jubir Covid-19, Penambahan Kasus Tak Lagi Disampaikan secara Gamblang
Kini, tak ada lagi Achmad Yurianto, Dokter Reisa Broto Asmoro, dan Doni Monardo yang selalu hadir di sore hari memaparkan perkembangan kasus Covid-19 harian dan terkini di Tanah Air.
Sebagai gantinya, Wiku Adisasmito yang sebelumnya bertugas sebagai Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ditunjuk menjadi Juru Bicara Pemerintah tentang Covid-19 yang baru.
Namun sayangnya, di hari pertama Wiku Adisasmito menjadi jubir Covid-19 baru, Ia tak lagi membeberkan update harian Covid-19.
Lantas, benarkah hal ini dilakukan pemerintah sebagai upaya tidak ingin menjatuhkan mental masyarakat Indonesia?
Wiku Adisasmito diketahui telah memimpin update terkait kasus Covid-19 terkini di Tanah Air, Selasa (21/7/2020), dinilai memiliki cara yang berbeda dengan Yuri.
Dalam update harian tersebut, Wiku tak langsung menyampaikan secara gamblang penambahan kasus Covid-19 saat ini.
Wiku meminta agar masyarakat lebih baik mengakses melalui situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Baca Juga: Presiden Filipina Tegas Prihal Masker di Negaranya; 'Kami Tidak Akan Ragu Menangkap Orang'
"Terjadi perubahan pengumuman kasus harian yang sebelumnya diumumkan Dirjen P2P Kemenkes dr Achmad Yurianto, untuk selanjutnya update kasus harian bisa langsung lihat di www.covid19.go.id," tutur Wiku.
Tidak hanya update harian, Wiku juga tidak mengungkap detail konfirmasi kasus positif, sembuh, meninggal dunia, suspek, dan probable yang disampaikan.
Baca Juga: Rekor Baru Kasus Covid-19 Jakarta, Kembali Melonjak Tambahan 441 kasus, Warganya Kembali ke Rumah?
Terlepas dari itu, Tenaga Ahli Utama Kepresidenan, Dr. Dany Amrul Ichdan, SE, MSc tidak menampik adanya tingkat kewaspadaan dan kepanikan dari masyarakat Indonesia terkait pemberitaan atau update harian Covid-19.
"Saya tidak menyebut bahwa masyarakat kita tidak 'matang'. Tapi begitu dengar ada virus corona di suatu daerah, masyarakat kita langsung mencari identitas bahkan alamatnya," ungkapnya, saat ditemui GridHEALTH.id dalam acara Komunikasi Kepemimpinan dan Krisis Mengelola Wabah Virus Corona, Rabu (11/3/2020).
Bukan hanya itu, Dany mengkhawatirkan kepanikan dan rasa penasaran masyarakat Indonesia ini juga dapat merugikan pihak lain, misal orang sakit yang membutuhkan masker hingga pengusaha properti.
"Juga semuanya panik mencari masker, sampai akhirnya banyak penimbun lalu menjual dengan harga berkali lipat."
"Imbas lainnya, pengusaha properti perumahan atau apartemen yang merasa rugi karena tidak ada penjualan di perusahaannya," tambahnya.
Sementara itu, langkah pemerintah yang tidak menjabarkan penambahan kasus Covid-19 harian ini dianggap membuat tenang masyarakat.
Hal ini diungkap beberapa warganet melalui akun Facebook.
"Bagus Pak Presiden, itu cara baik biar rakyat tenang, seakan-akan covid sudah hilang," ujar seorang warganet.
Baca Juga: Heboh Media Inggris Beritakan; Alat Kelamin Pria Probolinggo Terlalu Besar Istrinya Meninggal Dunia
Bahkan warganet lain juga merasa lega seakan tidak lagi diteror dengan kasus penambahan Covid-19 harian.
"Alhamdulillah udah enggak diteror lagi," ungkap warganet lain.
Kendati demikian, tak sedikit orang yang merasa kurang informasi jika update harian Covid-19 tidak disampaikan dengan transparan. (*)
#hadapicorona
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar